Sukses

DPR Minta Kementerian ESDM Buka Data soal Produksi dan Konsumsi BBM

Berbagai masalah dinilai sedang terjadi di sektor energi nasional seperti kelangkaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, kenaikan harga jual BBM non-subsidi hingga kelangkaan gas.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Pertamina, PT PGN, PT PLN menjelaskan beberapa masalah yang terjadi terkait di sektor energi nasional.

Masalah dimaksud mulai dari kelangkaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium, kenaikan harga jual BBM non-subsidi hingga kelangkaan gas yang terjadi di masyarakat.

Menurut Bambang, nantinya Dewan akan meminta penjelasan pemerintah melalui komisi terkait. Seperti Komisi VI DPR yang membidangi BUMN, serta Komisi VIII DPR yang menangani energi. "Guna menjelaskan kelangkaan bahan bakar dan gas tersebut,” ujar Bambang.

Kepada Kementerian ESDM, Legislator Golkar ini mendesak instansi ini menjelaskan kondisi kelangkaan dan kenaikan harga BBM non-subsidi.

Penjelasan diperlukan untuk memastikan jika terdapat data akurat perihal kondisi pasokan dan produksi migas nasional. “Sekaligus memberikan data produksi dan konsumsi yang akurat,” tegas dia.

Khusus kepada PLN, dia mengatakan, akan meminta Komisi VII DPR segera memanggil perusahaan pemasok listrik ini guna menjelaskan kebijakan penghapusan daya listrik subsidi dari 450-900 volt ampere (VA) menjadi 1.300 VA. “Karena berdampak terhadap daya beli masyarakat,” dia menandaskan.

Tonton Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Harga BBM Nonsubsidi Pertamax Cs Naik Mulai Hari Ini

PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga jual beberapa produk bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan lain sebagainya.

Untuk wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax kini dijual Rp 8.900 per liter atau naik dari harga tanggal 20 Januari 2018, yaitu Rp 8.600 per liter. Tak hanya itu, Pertamax Turbo juga naik dari sebelumnya Rp 9.600 per liter menjadi Rp 10.100 per liter.

Selain itu, kenaikan juga terjadi di produk Dexlite yang sebelumnya Rp 7.500 per liter menjadi Rp 8.100 per liter. Sedangkan untuk Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 9.250 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

"Memang benar, dan dafatar harganya resmi sudah kita upload di website Pertamina," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito kepada Liputan6.com, Sabtu (24/2/2018).

Tak hanya di Jakarta, di provinsi lain harga BBM nonsubsidi juga mengalami kenaikan. Seperti di DI Yogyakarta, harga Pertamax yang sebelumnya Rp 8.600 per liter menjadi Rp 8.900 per liter. Untuk Pertamax Turbo dari sebelumnya Rp 9.650 per liter menjadi Rp 10.150 per liter.

Sedangkan untuk jenis Solar, Pertamina di DIY menjual Dexlite seharga Rp 8.100 per liter dari sebelumnya Rp 7.500 per liter. Sedangkan untuk Pertamina Dex dibanderol seharga Rp 10.100 per liter dari sebelumnya Rp 9.350 per liter.

Contoh lain, untuk di Jawa Timur, Pertamax sebelumnya di harga Rp 8.600 per liter kini menjadi Rp 8.900 per liter. Untuk Pertamax Turbo kini dijual Rp 10.150 per liter dari sebelumnya Rp 9.650 per liter.

Begitu juga untuk jenis Dexlite, kini dijual dengan harga Rp 8.100 per liter dari sebelumnya Rp 7.500 per liter. Sedangkan untuk jenis Pertamina Dex mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 9.350 per liter menjadi Rp 9.600 per liter.

Untuk daftar harga terbaru, bisa mengunjungi : http://www.pertamina.com/id/news-room/announcement/daftar-harga-bbk-tmt-24-februari-2018