Sukses

Jokowi: Ekonomi RI Kini Sudah Tembus US$ 1 Triliun

Presiden Jokowi menuturkan, ekonomi Indonesia dapat masuk lima besar dunia pada 2030.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, banyak yang tidak sadar jika Indonesia, selain sudah masuk dalam kelompok negara-negara grup 20 (G-20) juga sudah masuk dalam kelompok triliunan dolar club, atau negara-negara yang punya ekonomi dengan nilai satu triliun dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.

"Produk Domestik Bruto (PDB) yang kita miliki sebesar satu triliun dolar AS per tahun, dan kita menjadi negara, meski pun negara dengan nomor ke-16 dalam GDP. Ini sekali lagi patut kita syukuri. Artinya GDP kita ini besar, jangan lupa itu," ujar Jokowi dalam sambutannya, saat meresmikan Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika-Kalbe Group, seperti dikutip dari laman Setkab, Selasa (27/2/2018).

Jokowi menuturkan, kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berada pada kisaran di atas lima persen per tahun, di sekitar lima-enam persen per tahun. Ini berarti ekonomi Indonesia kaan naik dua kali lipat.

"Ini yang sering orang lupa. Naik 2 kali lipat dalam kurun kurang lebih 14 tahun ke depan. Berarti ekonomi kita akan menjadi sebuah ekonomi dengan nilai triliun US$ paling lambat di tahun 2032," kata Jokowi.

Jokowi menuturkan, banyak orang tidak punya hitung-hitungan seperti ini. Bahkan ia mengungkapkan, konsultan internasional terkemuka memproyeksikan kalau pakai metode PPP atau Purchasing Power Parity atau penyesuaian dengan tingkat harga-harga lokal, Indonesia di tahun 2030 nanti sudah menjadi ekonomi terbesar nomor 5 (lima) di dunia.

"Hal-hal seperti ini yang sering kita lupa," kata Jokowi.

Namun Jokowi mengingatkan, sekali sudah menjadi negara yang 16 besar, kemudian masuk ke 10 besar. "Kemudian nanti masuk 5 besar dunia, kita akan berbeda dengan hari ini, karena setiap masuk ke grade yang lebih atas, akan berbeda," ujar Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Jangan Terjebak Pesimistis

Oleh karena itu, Jokowi meminta masyarakat jangan terjebak pada urusan- urusan yang menyebabkan pesimistis. Padahal angka-angka di atas jelas sekali.

Termasuk di bidang kesehatan, menurut Jokowi, sebuah masyarakat yang menghasilkan kegiatan ekonomi dengan US$ 2 triliun per tahun kebutuhannya, harapannya, ekspektasinya akan sangat berbeda dengan masyarakat hari ini. Nanti akan berbeda sekali.

Jokowi memberi contoh, jika hari ini banyak sekali masyarakat yang menderita penyakit akibat infeksi. Namun, dengan semakin berkembangnya ekonomi, dengan semakin besarnya jumlah penduduk yang masuk ke kelas menengah yang cenderung adalah hygiene akan membaik, nutrisi akan membaik, kesehatan akan membaik. Dan akhirnya yang lebih berperan adalah yang penyakit lifestyle.

“Penyakit lifestyle, seperti yang tadi disampaikan Bu Menteri Kesehatan, diabetes karena makan maunya yang enak-enak semuanya, larinya ke sini," kata dia.

"Darah tinggi, karena sudah kaya senengnya marah-marah. Sakit jantung, itu penyakit kelas menengah seperti itu, kanker,” tambah Jokowi.

Selain itu, menurut Jokowi, ekpektasi masyarakat dengan meningkatnya penghasilan dipicu lagi dengan kebijakan pemerintah, masyarakat yang mungkin sebelumnya gampang pasrah, nrimo, ke depannya akan semakin menuntut, akan semakin proaktif dalam mengobati penyakitnya. Sehingga mereka tidak mau diberi obat-obat biasa.

Oleh karena itu, Jokowi sangat menyambut baik inisiatif Grup Kalbe untuk membangun pabrik bahan baku obat berbasis bioteknologi. Ia ingin mengajak semua pelaku industri farmasi untuk ikut terjun di sektor ini, dengan berinvestasi secepat-cepatnya.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.