Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mengaku akan fokus meningkatkan pembiayaan KPR untuk wilayah timur Indonesia dalam kinerjanya di 2018. Selama ini, sebagian besar debitur SMF berada di wilayah barat.
Direktur Utara SMF Ananta Wiyogo menjelaskan, kinerja SMF sepanjang 2018 mampu menyalurkan pembiayaan KPR dengan total 846 ribu debitur, di mana terdiri dari 76 persen pinjaman dan 24 persen sekuritisasi.
"Total debitur tersebut 87 persen masih berasal dari wilayah Indonesia barat, untuk yang wilayah tengah dan timur 12 persen. Jadi kita akan coba perkuat dan fokus ke tengah dan timur," kata dia di kantornya, Jumat (2/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Peningkatan pembiayaan di wilayah tengah dan timur Indonesia ini dalam rangka mendukung pemerataan ekonomi seperti yang diprogramkan pemerintah selama ini.
Adapun strategi pembiayaan perumahan supaya lebih kuat di wilayah tengah dan timur Indonesia ini salah satunya adalah menggandeng Bank Pembangunan Daerah (BPD). SMF saat ini sudah ada beberapa kerja sama dengan BPD, hanya saja ini akan lebih ditingkatkan.
BPD dianggapnya memiliki satu data dan penguasaan wiayah yang cukup baik. Dengan demikian, akan memudahkan rencana SMF dalam memperluas pasar di wilayah Indonesia timur.
"Yang akan banyak kita salurkan KPR untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dimana nanti BPD yang sediakan perangkatnya kalau butuh pelatihan dananya kita sediakan," ucapnya.
Kinerja SMF
SMF mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Tercatat, perseroan mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 397 miliar, meningkat 25,2 persen dibanding 2016 yang saat itu laba hanya Rp 317 miliar.
Peningkatan laba itu ditopang juga karena pendapatan perusahaan mengalami peningkatan. "Total pendapatan kita sepanjang 2017 itu tembus di angka Rp 1,1 triliun, tahun sebelumnya Rp 979,8 triliun. Paling dominan pendapatan penyaluran pinjaman yang sebesar Rp 870,2 miliar," kata Ananta.
Dia menjelaskan, alirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan, melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp 8,24 triliun pada tahun 2017, angka tersebut meningkat 15,4 persen dibanding tahun 2016 sebesar Rp 7,14 triliun.
Secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayan perumahan dari tahun 2005 sampai dengan Desember 2017 mencapai Rp 35,632 triliun. Pencapaian tersebut berdasarkan data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2017 dalam bentuk kegiatan sekuritisasi sebesar Rp1 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 7,24 triliun.
Advertisement
Total Aset
Total aset SMF di tahun 2017 adalah sebesar Rp 15,66 triliun, naik 19,35 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,12 triliun.
Posisi penyaluran pinjaman per 31 Desember 2017 mencapai sebesar Rp 11,102 triliun, angka tersebut meningkat 33,4 persen dibanding tahun 2016 sebesar Rp 8,320 triliun.
"Pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, termasuk penerbitan sukuk korporasi untuk pertama kalinya," tambah Ananta Wiyogo.
Selama tahun 2017, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 4,177 triliun melalui penerbitan obligasi PUB III tahap VII sebesar Rp 1,677 triliun, Sukuk Mudharabah Rp 500 miliar, PUB IV tahap I Rp 1 triliun dan PUB IV tahap II 1 triliun .
Sampai dengan akhir tahun 2017, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 7,202 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2017 .
Untuk transkasi sekuritisasi, sejak tahun 2009 sampai dengan 2017, SMF telah memfasilitasi 11 kali transaksi sekuritisasi. Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerjasama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan.