Sukses

Bikin Macet Tol, Pembangunan LRT Tetap Lanjut

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menuturkan, proyek LRT tidak dapat ditunda pengerjaannya lantaran penyelesaian proyek akan jadi lama.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai pembangunan infrastruktur di dekat ruas Tol Jakarta-Cikampek antara lain proyek LRT Jakarta- Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta-Bandung kerap dinilai sebagai salah satu biang kemacetan. Namun begitu, pemerintah akan terus melanjutkan pembangunannya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengakui, proyek-proyek tersebut memang menjadi salah satu penyebab kemacetan Tol Jakarta-Cikampek tetapi tidak dapat ditunda pengerjaannya.

“Ya nanti jadi lama selesainya, dan kemacetannya jadi lama,” ujar dia di Bekasi, Senin (5/3/2018).

Pemerintah sendiri kini sudah menetapkan tiga aturan yang akan diterapkan pada 12 Maret nanti, demi mengurai kemacetan panjang di Tol Jakarta-Cikampek. Ketiga aturan itu adalah sistem ganjil genap, Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU) dan jam operasional angkutan barang golongan III, IV dan V.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengungkapkan hal senada dengan Luhut. Ia mengatakan, proyek strategis nasional tersebut harus tetap berjalan namun kepadatan lalu lintas kendaraan dapat terkurangi.

"Proyek ya selalu ada pengaturan  bekerja di window time. pasti ada pengaturan. jadi semua harus berjalan berbarengan. maka ini disesuaikan, ini diatur dan seterusnya supaya semua jalan lancar," ucap dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Investor Asing Minati Proyek LRT

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku proyek infrastruktur di Indonesia banyak diminati investor asing. Salah satunya proyek Light Rail Transit (LRT).

Investor yang berminat terhadap LRT ini diungkapkan saat Luhut menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos minggu lalu. Di sana, dia memaparkan berbagai peluang investasi di Indonesia.

"Orang itu di dunia sekarang belum banyak yang tahu apa yang bisa saya investasikan di Indonesia, makanya kita harus package yang bagus. Proyek LRT itu di davos sangat diminati," kata Luhut di Kantor Kementerian Perhubungan, Kamis 1 Februari 2018.Saat ini proyek LRT baik di Jabodebek dan Palembang masih melibatkan APBN. Namun ke depannya, kesuksesan proyek ini harus menjadi peluang yang harus ditawarkan ke investor luar negeri.

Seiring dengan hal ini, Luhut juga meminta kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir mengenai proyek-proyek yang didanai oleh investor asing. Karena pemerintah tetap menerapkan batasan-batasan yang ke depannya sangat menuntungkan bagi masyarakat itu sendiri.

Dia mencontohkan proyek bandara di Pakistan. Di negara itu, bandara di Islamabad dibangun oleh China, bahkan nama bandara menggunakan bahasa China. Meski begitu, pemerintah Pakistan tetap membatasi pengoperasian bandara tersebut dalam beberapa tahun.

"Itu contoh terlalu ekstrem, kita ada enginer luar negeri kerja di sini saja ributnya bukan main. Kalaupun mereka mempekerjakan tenaga asing, itu saya pastikan yang kita sendiri tidak punya, itupun mereka harus didik orang kita, nanti enginer asing itu dalam 2-3 tahun kita ganti dengan tenaga asal Indonesia," tambah dia.

Untuk itu, Luhut meminta kepada Kementerian sektor infrastruktur bisa memaksimalkan pendanaan di luar APBN tersebut demi mempercepat pembangunan di Indonesia. (Yas)