Sukses

Gelar Pameran Terbesar di Asean, Pengusaha Incar Ekspor Furnitur Rp 68 Triliun

HIMKI menargetkan ekspor furnitur dan kerajinan tangan sebesar US$ 5 miliar atau Rp 68,5 triliun per tahun.

Liputan6.com, Jakarta Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menggelar Indonesian Internasional Furniture Expo (IFEX) di Jakarta Internasional Expo, Jakarta, pada Jumat ini (9/3/2018). Pameran industri furnitur terbesar se-Asean yang kelima ini mengangkat tema sama seperti tahun lalu, “Sebuah Esensi dari Inovasi Tanpa Batas”.

Sebanyak lebih 500 eksponen lokal dan internasional, serta 6 ribu pengunjung ikut ambil bagian dalam acara. Produk yang dipamerkan, antara lain berupa perabotan rumah tangga dengan beragam desain dan kualitas unggul. Dalam acara tersebut, turut hadir Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia, Triawan Munaf.

Ketua Umum HIMKI, Sunoto mengatakan, IFEX diadakan untuk menumbuhkembangkan kegiatan industri furnitur dan kerajinan dalam negeri ke pasar internasional.

“Kita ingin membangun sistem kepameranan yang komprehensif, intregreted, profesional, proporsional, produktif, indah, dan abadi,” tutur dia di Gedung Pusat Niaga, Jakarta Internasional Expo, Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Lebih lanjut Sunoto mengatakan, filosofi pelaku industri furnitur dan kerajinan itu sama seperti filosofi orang bisnis, yakni “no trust no business”. “Buat furnitur, ‘no new design, no business'. Kehebatan para desiner kita akan digelar hari ini,” ungkap dia.

IFEX pertama kali digelar pada 2014. Dari waktu ke waktu, jumlah negara pesertanya terus bertambah, di mana pada tahun ini ada sebanyak 175 negara yang berpartisipasi dalam ajang tersebut.

Sunoto mengungkapkan, HIMKI menargetkan peningkatan jumlah ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia.

“Dari tahun ke tahun akan kita kembangkan. Untuk tahun ini, kita targetkan bisa mencapai US$ 5 miliar ekspor furnitur dan craft per tahunnya ke depan,” pungkas dia.

Jika dihitung dengan asumsi kurs Rp 13.700 per dolar AS, maka target nilai ekspor itu sekitar Rp 68,5 triliun per tahun. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Incar Devisa US$ 200 Juta, Furnitur Asal RI Unjuk Gigi di Eropa

Sebanyak 10 perusahaan furnitur Indonesia akan turut serta dalam pameran furnitur berskala internasional, IMM Cologne. Pameran yang berlangsung pada 15-21 Januari 2018 ini diselenggarakan oleh Koelnmesse Gmbh di Cologne Jerman.

Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, IMM Cologne merupakan pameran furnitur terbesar di Eropa yang diselenggarakan setiap tahun. Sedangkan hingga saat ini, negara-negara di kawasan Eropa masih menjadi pasar terbesar bagi produk furnitur Indonesia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan ekspor furnitur Indonesia ke Eropa di tahun ini.

"Pasar furnitur Indonesia terbesar masih ke wilayah Eropa, sekitar 60 persen ke eropa, sisa ke Amerika Serikat, Afrika, dan Timur Tengah," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Abdul menjelaskan, 10 perusahaan furnitur yang ambil bagian dalam pameran ini bergerak di industri mebel kayu, rotan dan bambu. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

"Daya tarik IMM Cologne sebagai pameran furnitur yang besar memang tidak bisa dipungkiri. Sebab, ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih aktif sebagai pengusaha mebel, beliau rutin mengikuti pameran ini," kata dia.

Dalam pameran yang digelar tujuh hari tersebut, HIMKI menargetkan perolehan devisa sebesar US$ 200 juta. Angka ini besar dari transaksi langsung saat pameran berlangsung dan tindak lanjut berupa pemesanan di luar pameran.

"Kami ingin mempromosikan serta memasarkan produk furnitur Indonesia agar lebih dikenal di pasar internasional. Juga untuk mencari buyer tetap yang berpotensi membuat order baik dalam setahun ke depan maupun jangka panjang," tandas dia.