Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengindikasikan koreksi pertumbuhan penjualan eceran pada Januari 2018. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang terkontraksi 1,8 persen secara year on year (YoY).
Pada bulan sebelumnya tumbuh 0,7 persen secara YoY. Penurunan penjualan eceran itu sejalan dengan berakhirnya Natal dan Tahun Baru. Penurunan penjualan terutama terjadi pada kelompok durable goods berupa peralatan informasi dan komunikasi serta peralatan rumah tangga lainnya.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang terkontraksi sebesar minus 9,1 persen (month to month/mtm), turun dari 7,5 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Secara tahunan (YoY), penurunan penjualan eceran bersumber dari kontraksi penjualan komoditas peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar minus 12,7 persen (YoY) turun 1,3 poin dari 11,4 persen (YoY) pada bulan sebelumnya.
Sementara, penjualan kelompok barang lainnya masih menunjukkan peningkatan terutama sandang, barang budaya dan rekreasi serta suku cadang dan aksesori.Penjualan eceran diperkirakan kembali meningkat pada Februari 2018 dengan pertumbuhan IPR sebesar 1 persen.
Perbaikan penjualan eceran diperkirakan didorong oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, tembakau, sandang, suku cadang dan aksesori serta barang lainnya. Sementara penjualan kelompok durable goods masih terbatas.
Kelompok tersebut tumbuh 2,3 persen (mtm) membaik dari minus 9,1 persen pada bulan sebelumnya.Ini sejalan dengan faktor musiman perayaan hari besar keagamaan Imlek.
Peningkatan penjualan terindikasi terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar minus 2,6 persen (mtm) membaik dari minus 5,9 persen (mtm) pada Januari 2018.
Secara tahunan, penjualan ritel pada Februari 2018 diperkirakan tumbuh 1 persen meningkat dari minus 1,8 persen pada Januari 2018. Pertumbuhan penjualan ritel pada Februari 2018 terutama terjadi pada sandang, suku cadang dan aksesori yang masing-masing tumbuh 9,7 persen (YoY) dan 10,9 persen (YoY) meningkat dari lima persen dan 3,7 persen pada bulan sebelumnya.
Hasil survei BI juga mengindikasikan menurunnya tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang pada April 2018. Indikasi tersebut tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan menjadi 155,1 dari 158,2 pada bulan sebelumnya.
Â
BI: Keyakinan Konsumen RI Masih Tinggi
Sebelumnya, Keyakinan konsumen RI akan pertumbuhan ekonomi nasional masih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada Februari 2018.
Hasil survei tersebut menunjukkan keyakinan konsumen tetap berada pada level yang optimistis, meski tidak sekuat bulan sebelumnya.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2018 yang tetap berada di atas 100 yakni sebesar 122,5. Namun lebih rendah dari Indeks Keyakinan Konsumen bulan sebelumnya yang tercatat 126,1.
"Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen terutama disebabkan oleh menurunnya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama atau durable goods dan indeks ekspektasi kegiatan usaha pada 6 bulan mendatang," tulis laporan BI tersebut, Rabu 7 Maret 2018.Hasil survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga meningkat pada dua bulan mendatang atau pada Mei 2018.
Ekspektasi terhadap peningkatan harga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan terhadap barang atau jasa pada periode bulan Ramadhan dan kekhawatiran konsumen terhadap evaluasi tarif listrik dan harga BBM pada triwulan II 2018.
Sementara, tekanan harga dalam enam bulan dan 12 bulan mendatang diperkirakan menurun didukung persepsi konsumen terhadap tetap terjaganya ketersediaan barang dan jasa.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement