Sukses

21 Hotel Mewah Bali Disulap Jadi Kantor Delegasi Sidang Tahunan IMF

Delegasi Annual Meeting IMF dan World Bank akan berkantor di hotel Bali Oktober mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menjadi sorotan dunia pada Oktober 2018 mengingat sekitar 15 ribu turis akan berkunjung ke Bali. Kunjungan mereka untuk menghadiri pertemuan tahunan atau Annual Meeting IMF-World Bank yang akan diselenggarakan pada 10-15 Oktober 2018.

Dalam menyukseskan acara internasional ini, pemerintah sudah memesan 21 hotel di Bali. Hotel ini mulai dari bintang empat hingga lima. Selain digunakan untuk menginap para tamu negara, hotel-hotel ini juga akan digunakan sebagai kantor.

"Setidaknya kami sudah book 21 hotel. Nanti ada beberapa yang disulap jadi kantor IMF dan World Bank," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan yang juga sebagai Ketua Panitia Nasional Annual Meeting IMF-World Bank di Jakarta, seperti ditulis Rabu (14/3/2018).

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan, untuk memfasilitasi kantor IMF dan World Bank tersebut, pihaknya yang bekerja sama dengan beberapa operator seluler akan menyediakan fasilitas internet dengan kecepatan tinggi.

Dia menambahkan, para delegasi IMF dan World Bank mengapresiasi apa yang sudah disiapkan Indonesia.

"Soal fasilitas internet ini kita berikan kecepatan tinggi. Bagusnya, biasanya mereka bawa infrastruktur sendiri, namun di annual meeting Indonesia ini mereka percaya sama kita, jadi mereka hanya bawa device-nya saja seperti laptop dan sejenisnya," kata dia.

Diperkirakan dalam sidang tahunan ini, mayoritas delegasi juga akan menikmati liburan di Bali. Pulau Dewata dianggap salah satu destinasi wisata top di dunia.

2 dari 2 halaman

Habiskan Rp 810 Miliar

Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan lembaga dana moneter internasional dan Bank Dunia (Annual Meeting IMF-Word Bank) di 2018. Pemerintah menyiapkan anggaran hingga Rp 810 miliar untuk menggelar perhelatan internasional yang rencananya berlangsung di Bali tersebut.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pertemuan tersebut‎ membutuhkan dana Rp 810 miliar, dengan rincian asal dana dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 672 miliar dan Bank Indonesia Rp 137 miliar.

"Penyelenggaran annual meeting yang dikoordinasikan dengan panitia nasional di bawah Menko Luhut. Namun, pos anggaran ada di Kemenkeu, di setjen sebesar Rp 672,59 miliar," kata Sri Mulyani, saat rapat dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 4 Oktober 2017.

Sri Mulyani mengungkapkan, dana tersebut dialokasikan untuk menyediakan berbagai kebutuhan fasilitas. Mulai dari kesiapan ruang rapat, peralatan perkantoran, dan infrastruktur teknologi informasi, serta sarana penunjang lain.

"Ini semuanya vendor dalam negeri, yang dapat kerjaan perusahaan dalam negeri, dan berbagai macam barang yang dibeli bisa dipakai atau dihibahkan. Untuk kesekretariatan dan IT infrastructure ini masuk tiga besar, namun sama seperti host country reception dan IT infrastructure. Dan yang terakhir untuk komunikasi, branding, dan media," papar Sri Mulyani.

Menu‎rut Sri Mulyani, anggaran pertemuan tingkat internasional yang akan diselenggarakan di Bali tersebut jauh lebih kecil, dibandingkan penyelenggaraan acara serupa di negara lain.

Dia mencontohkan, seperti Singapura ketika menjadi tuan rumah pada 2006, menggelontorkan dana hingga Rp 994,4 miliar‎. Kemudian Turki, yang menjadi tuan rumah acara pada 2009 menghabiskan dana Rp 1,25 triliun.

Selain itu, Jepang mengeluarkan dana cukup besar hingga Rp 1,1 triliun dan Peru mencapai Rp 2,29 triliun. ‎"Kalau dibanding Indonesia, ini dua kali lipat. Ini baru construction cost-nya, penyelenggarannya pasti ada yang belum ter-capture di sini," ucap Sri Mulyani.

Video Terkini