Sukses

Bamusi: Bank Wakaf Tutup Ruang Jadi Malas dan Konsumtif

Bank Wakaf Mikro dinilai bisa menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan perbankan.

Liputan6.com, Jakarta Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menilai tepat langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) di sejumlah daerah di Indonesia. Pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) ini tak lepas dari komitmen pemerintahan Jokowi dalam menyejahterakan umat.

"Saya melihat sendiri betapa Bank Wakaf Mikro yang sudah ada di sejumlah pesantren disambut antusias oleh umat di akar rumput. Saya rasa ini wujud komitmen pemerintahan Jokowi dalam menyejahterakan umat," kata Sekretaris Umum Bamusi, Nasyirul Falah Amru, di Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Menurut Gus Falah, demikian anggota DPR ini disapa, BWM ini cara pintar Jokowi untuk menggerakkan perekonomian umat. Sebab Bank Wakaf Mikro bisa menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan perbankan.

"Karena kalau mau pinjam di bank kan diminta agunan dan syarat-syarat administrasi yang banyak. Ujung-ujungnya meminjam ke rentenir,” ujar Falah.

Menurut Falah, BWM ini tidak hanya menyelamatkan umat dari jerat rentenir, tetapi juga membuat menjadi lebih produktif. Sebab, ada pembinaan lebih dulu kepada umat sebelum meminjam uang.

"Umat cuma dikenakan biaya administrasi 3 persen per tahun. Skema pinjamannya pun mau tidak mau membuat umat harus lebih produktif memanfaatkan uang pinjamannya. Tidak ada ruang untuk menjadi malas dan konsumtif," ujar Wakil Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.

Hingga kini, OJK baru mengeluarkan izin pendirian untuk 20 BWM di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Namun, kata Falah, karena manfaatnya sudah begitu terasa, BWM ke depan harus terus diperluas jaringannya.

"Saya berharap BWM nantinya bisa menjangkau sampai ke luar Pulau Jawa, agar pemerataan ekonomi umat bisa terus meluas,” ujar politikus PDI Perjuangan ini.

 

2 dari 2 halaman

OJK Targetkan 20 Bank Wakaf Mikro Berdiri di 2018

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka Bank Wakaf Mikro (BWM) di berbagai pondok pesantren sebagai usaha untuk memberikan dana pinjaman kepada pelaku usaha kecil menengah. Selain memberikan pinjaman, pembinaan juga akan turut diberikan agar usaha yang didirikan dapat terus terpantau lancar.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sudah ada 20 Bank Wakaf Mikro yang dibangun di Jawa, dan akan segera mendirikan 20 Bank Wakaf Mikro lainnya di seluruh Indonesia.

Secara dana pengelolaan, OJK mengandalkan sumbangsih pemberian donatur.

"Masing-masing Bank Wakaf ukuran pasnya diberikan Rp 8 miliar. Potensi nasabahnya itu untuk sekitar 3 ribu nasabah," ujarnya di sela-sela kunjungan ke Pondok Pesantren An-Nawi Tanara, Kabupaten Serang, Rabu (14/3/2018).

Hingga awal Maret 2018, dari 20 Bank Wakaf Mikro yang telah disalurkan pembiayaan kepada 2.784 nasabah dengan total nilai pembiayaan sebesar Rp 2,45 miliar.

Skema pembiayaan kepada nasabah sendiri adalah pembiayaan tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp 3 juta dan margin bagi hasil setara 3 persen per tahunnya.