Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat usai laporan menunjukkan kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) lebih besar dari perkiraan. Ini juga diimbangi oleh persediaan bensin yang besar.
Berdasarkan laporan the US Energy Information Administration (EIA), stok minyak AS naik lima juta barel. Kenaikan tersebut termasuk besar sejak Januari. Pelaku pasar mengharapkan stok minyak mentah AS naik dua juta barel.
“Ada beberapa hasil menarik secara tak terduga bila penyulingan dan bensin digabungkan akan dua kali lebih besar dari minyak mentah,” ujar Bob Yawger, Direktur Energi Mizuho, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Harga minyak mentah Brent pun naik 25 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 64,89 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 25 sen ke posisi US$ 60,96 per barel.
“Saya pikir tidak ada arah, dan laporan EIA memberikan tambahan informasi apakah keseimbangan berlanjut atau tidak,” kata Gene McMillian, Manajer Tradition Energy.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Sebelumnya, harga minyak tertekan usai Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan pasokan dari non-anggota OPEC kemungkinan tumbuh 1,66 juta barel per hari pada 2018. Ada sinyal penurunan produksi. OPEC memangkas permintaan minyak mentah sebesar 250 ribu barel per hari menjadi 32,61 juta barel per hari.
“Menurut laporan OPEC permintaan minyak OPEC harus 33 juta barel per hari untuk sisa 2018 sehingga menyingkirkan pasokan berlebih,” ujar Analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Harga minyak mendapat dorongan pada awal sesi usai data China menunjukkan produksi industri di importir bahan baku tumbuh lebih dari yang diperkirakan selama dua bulan pertama. Harga minyak mungkin segera mendapatkan dukungan dari permintaan musiman.
“Dua hingga empat minggu lagi data persediaan minyak mingguan akan mulai menarik lagi sehingga mendukung harga minyak,” kata Analis SEB Bjarne Schieldrop.
Advertisement