Sukses

Lion Air: Harga Tiket Pesawat Naik, Bisa Kalah sama Jalan Tol

Manajemen Lion Air menyatakan pembangunan jalan tol sudah menyambungkan Jakarta-Surabaya sehingga jadi buah simalakama.

Liputan6.com, Sarawak - Manajemen Lion Air Group menyatakan ‎belum mengusulkan kenaikan tarif batas bawah pesawat seiring pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sudah berada di kisaran 13.700. Jika harga tiket pesawat naik, imbasnya akan mengurangi jumlah penumpang. 

"Belum (belum usulkan kenaikan tarif batas bawah pesawat)," kata Managing Director Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi saat berbincang dengan wartawan di Bandara Internasional Supadio Sarawak, Malaysia, seperti ditulis Jumat (16/3/2018).

Menaikkan harga atau tarif batas bawah pesawat, diibaratkan Daniel seperti sebuah simalakama. Apabila harga tiket naik, akan berdampak terhadap jumlah penumpang, terutama untuk rute penerbangan Jakarta-Surabaya. 

"Ini seperti buah simalakama. Ki‎ta minta naikkan batas bawah, tapi penumpang tidak ada yang naik, tapi kalau tidak naik, penumpangnya ada. Kalau kita naikkan (harga tiket), sekarang itu tol sudah nyambung Jakarta-Surabaya, padahal market paling bagus Jakarta-Surabaya, habis kita di situ," kata dia. 

Beruntungnya, kata Daniel, Lion Air Grup yang menaungi maskapai Lion Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air memiliki banyak rute penerbangan, sehingga bisa saling mengompensasi satu sama lain. 

"Kita  banyak referensi (rute). Kalau yang terbang (maskapai) cuma mengandalkan Jakarta-Surabaya, lalu tarif batas bawah naik, ya bagaimana nasibnya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sekarang ini, ia mengakui, perusahaan lebih memilih membantu pemerintah dan mempermudah warga Indonesia agar memperoleh akses penerbangan yang murah. Tentunya tanpa melanggar aspek keselamatan dan keamanan penumpang. 

"Kita lebih berpikir, ini kita bantu pemerintah supaya rakyat bisa menikmati penerbangan harga murah, dan safety tidak dilanggar," tegas Daniel. 

Lebih jauh dia mengungkapkan, Lion Air Grup telah jor-joran berinvestasi untuk meningkatkan keamanan penerbangan. 

"Kita tidak minta menaikkan tarif batas bawah, karena Presiden ingin menyejahterakan rakyatnya. Kalau rakyat dikasih harga tinggi, kasihan. Tapi kita juga punya tugas meningkatkan safety, makanya investasi kita di safety sangat luar biasa," tuturnya. 

Dengan investasi cukup besar tersebut, ia melanjutkan, tiga maskapai Lion Air Grup sudah mendapatkan sertifikasi manajemen keselamatan penerbangan dari auditor skala internasional, yaitu IOSA pada akhir 2017.

Sertifikasi ini menjadikan maskapai yang mulai beroperasi pada 2003 tersebut telah diakui kualitas dan mutu keselamatan, keamanan penerbangannya di dunia.

"Sebelum 2009 banyak insiden (kecelakaan pesawat), begitu kita investasi di safety, sudah tidak ada lagi (insiden). Jadi ini yang penting, harus membantu pemerintah supaya rakyat bisa tetap terbang, harga murah, dan safety," ucap Daniel.