Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyatakan nilai kerugian akibat kejahatan duplikasi kartu debit melalui skimming di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur sekitar kurang dari Rp 1 miliar. Ini menyusul raibnya uang di rekening belasan nasabah di daerah tersebut.
"(Total kerugian akibat skimming) yang di Ngadiluwih sekitar Rp 145 juta," kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI, Sis Apik Wijayanto saat ditemui di jalan M.H Thamrin, Jakarta, Minggu (18/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia menegaskan, kasus pembobolan kartu debit nasabah Bank BRI dengan teknik skimming ini hanya terjadi di Ngadiluwih. Sambungnya, belum ada laporan dari unit BRI di daerah lain mengenai kejadian serupa.
"Di Ngadiluwih Kediri doang. Yang lain belum ada laporan. Kita sudah antisipasi yang di Ngadiluwih untuk ATM yang sudah terdeteksi, dan kita sudah ganti kartu ATM-nya," jelas Sis Apik.
Dirinya mengimbau kepada nasabah Bank BRI untuk hati-hati dengan modus kejahatan yang mencatut nama perusahaan. Biasanya meminta nomor telepon, nama ibu kandung, bahkan sampai nomor PIN.
"Hati-hati soal PIN, waspada kalau ada telepon yang bukan dari BRI, ngaku-ngaku dari BRI. Mereka minta nomor PIN atau password, kadang minta identitas, nomor telepon, nama ibu kandung, tidak usah dikasih. BRI tidak pernah melakukan itu (minta identitas)," terangnya.
Antisipasi
Bank BRI, diakui Sis Apik sudah melakukan langkah proteksi sampai memeriksa ATM satu per satu. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga rutin memeriksa mesin ATM. Termasuk mempercepat penggunaan teknologi chip pada kartu debit sesuai instruksi Bank Indonesia (BI).
"Sesuai dengan langkah kita (dari magnet ke chip). Sekarang sudah 30 persen (kartu debit yang pakai chip), tahun ini kita akan percepat lagi karena chip bisa mengurangi skimming," tegas dia.
Advertisement
Pasang Alat Skimming di Tengah Malam
Sis Apik menyatakan, Bank BRI dengan basis nasabah 62 juta nasabah sangat rawan terhadap aksi kejahatan pembobolan kartu ATM dengan metode skimming.
"BRI kan nasabahnya paling banyak 62 juta nasabah, jadi prospeknya banyak lah," ujar dia.
Menurutnya, meskipun rutin memeriksa jaringan mesin ATM-nya, pelaku kejahatan skimming beraksi pada tengah malam, saat petugas lengah.
"Mereka kan masangnya (alat skimming) menunggu lengahnya kita. Masangnya di tengah malam yang kita lihat di CCTV. Makanya kita juga lakukan pengamanan dan rutin memeriksa ATM Bank BRI," pungkas Sis Apik.