Sukses

Jembatan Holtekamp Tumbuhkan Pusat Ekonomi Baru di Jayapura

Jembatan Holtekamp sebagai jembatan dengan tipe pelengkung baja terpanjang di Papua ditargetkan dapat rampung lebih cepat, yakni Juli 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, Jembatan Holtekamp sebagai jembatan dengan tipe pelengkung baja terpanjang di Papua ditargetkan dapat rampung lebih cepat, yakni Juli 2018, atau maju 2 bulan dari rencana awal pada September 2018.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, selain memperlancar konektivitas, pembangunan jembatan juga akan mendorong pengembangan wilayah Kota Jayapura ke Timur, yakni ke arah Skouw.

Hal ini juga ditunjang dengan pengembangan kawasan perbatasan Skouw sebagai embrio pusat ekonomi baru di mana ada pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang sudah selesai dan dilanjutkan dengan pembangunan pasar.

"(Keberadaan jembatan) akan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura di bagian Barat  yang berupa pegunungan dan sangat beresiko merusak hutan sebagai wilayah tangkapan air bagi keberlanjutan Kota Jayapura," jelasnya saat meninjau lokasi pembangunan Jembatan Holtekamp, Jayapura, dikutip Minggu (18/03/2018).

Jembatan sepanjang 732 meter ini berada di atas Teluk Youtefa dan menghubungkan Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami. Nantinya, keberadaan jembatan akan memangkas waktu tempuh dari Jayapura menuju perbatasan Skouw, dari semula 2,5 jam menjadi 60 menit.

 

2 dari 2 halaman

Biaya pembangunan

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Basuki juga berkesempatan melihat dua bentang utama yang telah selesai dilakukan pengangkatan dengan menggunakan tugboat. Kedua bentang dikirim dengan menggunakan kapal dan menempuh perjalanan sejauh 3.200 km.

Biaya pembangunan bentang utama jembatan sendiri adalah sebesar Rp 943 miliar, dengan dikerjakan oleh konsorsium kontraktor PT PP sebagai pimpinan, serta diikuti PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya.

Alhamdulillah kedua bentang utama sudah naik dengan selamat. Mereka kerjakan ini dengan penuh ketelitian dibawah supervisi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan Komite Keselamatan Konstruksi. Mudah-mudahan ini kembali menjadi awal yang baik untuk pembangunan infrastruktur ke depan,” pungkas Menteri Basuki.