Liputan6.com, Jakarta- Calon presiden Rusia Vladimir Putin yang juga merupakan seorang petahana dijagokan untuk bisa kembali menang dalam pemilihan umum (pemilu) yang tengah berlangsung di Rusia. Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei the All-Russia Public Opinion Research Center, Putin unggul jauh berdasarkan hitung cepat yakni mengantongi suara sebesar 73,9 persen.
Sebelum kembali maju di pemilihan Presiden Rusia kali ini, Putin sudah beberapa kali didapuk sebagai sosok paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes. Putin dianggap bisa mengontrol kekuatan besar, baik di dalam Rusia maupun ke beberapa sekutunya.
Namun satu yang sampai saat ini masih menjadi misteri, yakni jumlah harta dari pria 65 tahun ini. Saat diminta untuk mengungkap gaji tahunan yang diterima saat menjadi presiden, Putin mengaku ia telah menerima US$ 673 ribu atau setara Rp 9,2 miliar selama tahun 2011 hingga 2016. Ini berarti setiap tahunnya Putin bisa mengantongi pendapatan sekitar US$ 112 ribu atau Rp 1,5 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Selain gaji tahunan, Putin juga mengungkap memiliki beberapa aset lain. Salah satu yang diungkap adalah 13 rekening bank yang memiliki besaran total US$ 241 ribu atau Rp 3,3 miliar.
Untuk aset yang bukan berupa uang, ia mengatakan memiliki 230 lembar saham di Bank Saint Petersbug, dua kendaraaan Volga dan apartemen seluas 800 meter persegi di St Petersburg.
Meski demikian, beberapa orang menganggap Putin memiliki jumlah kekayaan yang jauh lebih besar dari pada itu.
Dilansir dari Express.co.uk, Senin (19/3/2018), CEO dari Hermitage Capital Management Bill Browder mengatakan Putin bisa memiliki kekayaan senilai US$ 200 miliar. Jika dibandingkan, nilai kekayaan tersebut jauh lebih besar dengan apa yang orang terkaya dunia atau Jeff Bezos saat ini miliki.
Jika memang ini benar terjadi, maka Vladimir Putin pun bisa menjadi orang paling kaya di dunia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengaku senang atas hasil exit poll pemilihan presiden tahun ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya terhadap kemenangannya di penghitungan exit poll.
Putin menyampaikan hal itu dari atas panggung di dekat Lapangan Merah Moskow yang dihadiri para pendukungnya. Mereka juga bersorak-sorai atas capaian Putin di pemilu tahun ini.
Putin yang meninggalkan panggung disambut gemuruh pendukungnya yang berteriak, "Rusia, Rusia,". Putin bakal kembali memimpin Rusia selama enam tahun ke depan.
Menang telak
 Vladimir Putin dipastikan menang telak dalam pemilihan presiden Rusia pada Minggu malam 18 Maret 2013. Dengan demikian, dia akan kembali memimpin Negara Beruang Merah untuk enam tahun mendatang.
Di depan para pendukungnya, yang bersorak, Putin berpidato penuh semangat dan singkat, mengatakan, "kita sudah ditakdirkan untuk menang."
Tidak ada keraguan bahwa Putin akan menang dalam kontes pemilihan presiden Rusia untuk keempat kalinya.
Dikutip dari Associated Press, Putin hanya menghadapi tujuh kandidat 'kecil'. Sementara satu musuh utamanya, Alexei Navalny dilarang ikut jadi capres.
Satu-satunya tantangan sebenarnya adalah membuat perhitungan sedemikian tinggi sehingga dia bisa mengklaim mandat yang tak terbantahkan.
Surat suara yang dihitung hingga Senin pagi telah mencapai 80 persen. Dari situ, dalam hitung cepat yang diadakan oleh lembaga pemerintah, suara Putin mencapai 73,9 persen.
Vladimir Putin, mantan mata-mata KGB, telah mendominasi politik Rusia selama 18 tahun. Pria berusia 65 tahun itu telah menjadi pemimimpin terlama negara itu semenjak dikataktor Soviet, Joseph Stalin.
Hasil jajak pendapat belum final, dan hasil resmi akan diumumkan secara bertahap.
Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di depan ribuan orang yang berkumpul di bawah suhu beku di Lapangan Manezhnaya Moskow di dekat Kremlin, di mana dia meminta persatuan di negara tersebut.
"Kita adalah tim besar yang hebat bersama dan saya adalah anggota tim Anda," katanya, seusai menunjukkan pertunjukan musik berenergi yang penuh warna.
Sebelumnya dalam pemilu 2012, Vladimir Putin memenangkan 63,6 pesen suara.
Kemenangannya kali ini akan membuat Putin berkuasa sampai tahun 2024, saat dia berusia 71 tahun. Usia itu, oleh undang-undang Rusia, mengharuskan seorang pemimpin untuk mundur dari jabatannya.
Advertisement