Sukses

Mentan: Berita soal Telur Palsu Hoaks

Menteri Amran meminta agar masyarakat tidak menyebarkan lebih luas informasi mengenai telur palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa berita mengenai telur palsu yang tengah beredar di masyarakat adalah berita bohong alias hoaks. Amran pun meminta agar masyarakat tidak menyebarkan lebih luas informasi mengenai adanya telur palsu tersebut. 

"Itu hoaks ya. Itu enggak ada. Jangan dibesar-besarkan. Jangan seperti beras plastik. Jangan seperti merica palsu," ungkap Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Dia berharap agar masyarakat mampu menyaring informasi dan tidak lagi menyebar informasi yang tidak benar. Berita yang belum jelas kebenaranya akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Jangan seperti traktor, bahwa ada yang dijual. Itu sampai hari ini tidak ada. Mari kita menyejukkan masyarakat. Kita sekarang mempersiapkan, bersama Menteri Perdagangan, Menteri BUMN untuk menstabilkan harga, menghadapi bulan Ramadan," tegas dia.

Amran juga menegaskan bahwa Kementerian Pertanian selalu berupaya untuk melindungi masyarakat dengan berbagai cara. Contoh terakhir adalah pencegahan masuknya rock melon berbakteri dari Australia dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan).

"Kalau melon itu kami tegas udah keluarkan permentan tutup enggak boleh masuk di Indonesia. Itu tegas karena kita harus melindungi petani kita melindungi bangsa Indonesia dari virus berbahaya," kata dia.

Dia pun menyampaikan bahwa pemerintah Australia tentu dapat menerima kebijakan larangan impor tersebut.

"Pasti mereka (Australia) mengerti, paham. Kita harus antisipasi adanya penyakit dan virus dan semua negara melakukan hal demikian," tandas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Telur Palsu di Pare-Pare

Peredaran telur palsu diduga warga telah sampai di Pare-Pare. Salah seorang warga Perumahan Graha Denailah Kota Parepare, Unnah (23) mengaku telah mengonsumsi telur palsu tersebut.

Menurutnya, telur itu dibelinya di Pasar Sentral Lakessi. Ketika hendak memasaknya bersama mi instan, Unnah merasa ada yang janggal dari telur tersebut. Memang sekilas tak ada yang berbeda dari telur ini jika dilihat dari luar.

Namun jika dibuka, sejumlah perbedaan mencolok ditemui dalam telur itu. Tak seperti telur biasanya, menurut pengakuan Unnah ketika direbus dalam air mendidih, telur ini tak langsung hancur, tetapi justru jadi mengembang.

Selain itu, telur yang diduga palsu ini juga tak memiliki bau amis sama sekali. Apalagi tekstur kuning telurnya lebih kenyal dan sulit dipecahkan.

"Kalau ini yang palsu agak pucat warna kuningnya dan putihnya lebih berair (encer), kalau telur asli seperti biasa warna kuningnya cantik tidak pucat," ujar Unnah.