Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan sebanyak 30 persen dari total 17 juta nasabah sudah memiliki kartu ATM dan kartu kredit dengan chip. Sisanya masih pakai kartu ATM strip (pita) magnetik.
"Ini kartu debit yang sudah pakai chip jumlahnya saat ini mungkin sekitar 25 sampai 30 persen yang sudah menggunakan chip dari total kartu debet kurang lebih 17 juta," kata Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas, saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (19/3).
Rohan mengungkapkan, sejak Bank Indonesia (BI) mengimbau agar kartu ATM menggunakan chip Bank Mandiri langsung melaksanakannya. Ia menjelaskan, nasabah lama bisa meminta untuk migrasi ke kartu ATM chip. Sementara untuk nasabah yang baru membuka rekening akan langsung mendapatkan kartu ATM yang sudah ditanami dengan chip.
Advertisement
"Kami selalu mengikuti (aturan BI), kan pada nanti saat Tahun 2021 semua (harus pakai chip)," ujar dia.
Rohan menuturkan, pihaknya menargetkan pengguna kartu ATM chip bisa mencapai 50 persen. "Tahun ini kita ekspektasi chip bisa sampai 45 - 50 persen,” ujar dia.
Dalam kesempatan serupa, SVP Consumer Deposit Bank Mandiri, Tri Laksito Singgih H mengatakan, biaya migrasi dari kartu ATM lama ke kartu ATM chip ditanggung oleh pihak bank.
"Nasabah tidak akan dikenakan biaya penggantian kartu," kata dia.
Tri mengungkapkan, pembebasan biaya migrasi kartu adalah bentuk peningkatan kualitas layanan sebab dengan menggunakan kartu yang memiliki chip otomatis ancaman terkena kasus skimming menjadi lebih kecil.
"Ini bagian dari menaikkan security level kan, artinya kalau sudah pakai chip kan berarti skimmingnya juga kurang. Artinya risiko operasionalnya lebih termitigasi. Consumer lebih secure. Kalau secure consumer pede (percaya diri) juga transaksi di kami,” kata Tri.
Reporter: Yayu Agustini
Sumber: Merdeka.com
Luncurkan Fitur Baru
Sebelumnya, Bank Mandiri meluncurkan fitur baru berupa layanan customer service berbasis chatbot dengan nama Mandiri Intelligence Assitant (MITA). MITA dirancang khusus untuk menjawab pertanyaan nasabah yang bersifat umum seputar produk dan layanan Bank Mandiri.
Direktur Operation Bank Mandiri, Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa chatbot MITA merupakan salah satu langkah transformasi digital Bank Mandiri dalam memberikan layanan yang lebih efektif, efisien dan berorientasi pada konsumen.
"Kami yakin langkah ini dapat membantu perseroan memenangkan persaingan di industri keuangan. Sebab, layanan ini dapat memberikan kemudahan akses bagi nasabah," kata Ogi dalam acara peluncuran MITA, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin 19 Maret 2018.
Selain itu, Ogi juga menjelaskan bahwa peluncuran chatbot customer service virtual MITA merupakan bentuk adaptasi perseroan terhadap tren dan kebutuhan layanan contact center modern.
Ogi mencontohkan, tahun lalu, interaksi melalui layanan contact center digital Bank Mandiri, yakni email dan media sosial, mencapai 10 persen dari total interaksi ke contact center. Adapun frekuensinya meningkat sekitar 40 persen dari tahun sebelumnya. Dari rasio tersebut, interaksi nasabah di layanan email dan media sosial terdiri atas permintaan informasi sebanyak 51 persen permintaan bantuan 28 persen dan keluhan 21 persen.
"Artinya, kanal digital ini semakin diminati nasabah dan non-nasabah, seiring dengan perkembangan telepon seluler. Mudah-mudahan, chatbot yang memanfaatkan metode Natural Language Processingini, dapat mempercepat dan memudahkan interaksi nasabah dengan bank," ujarnya.
MITA dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan produk dan layanan hingga lokasi cabang dan informasi umum lainnya. Kemampuan MITA akan terus di upgrade sehingga nantinya MITA bisa menjawab lebih banyak jenis pertanyaan dari nasabah.
Layanan MITA ini terdapat di website www.bankmandiri.co.id dan dapat juga diakses masyarakat melalui aplikasi chatting telepon seluler, seperti aplikasi LINE di alamat @bankmandiri, facebook messenger di @bankmandiri dan telegram di @bankmandiri_officialbot.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement