Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menetapkan tidak akan menambah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa. Namun untuk memenuhi kebutuhan listrik akan mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan, ‎dalam pembangunan pembangkit listrik, pemerintah akan menyesuaikan kebutuhan. Sebab itu telah ditetapkan tidak membangun PLTU di Jawa, di luar yang sudah berkontrak dengan PLN dan melakukan konstruksi.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk pulau Jawa, kecuali sudah tender PPA (jual beli listrik) untuk PLTU tidak ada lagi. Tolong yang punya tanah besar-besar bikin resort saja," kata Jonan sambil berkelakar dalam Desiminasi RUPTL PLN 2018-2027, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (23/3/2018).
Meski menetapkan tidak ada pembangunan PLTU baru, pemerintah akan tetap menyesuaikan pertumbuhan konsumsi listrik. Untuk memenuhinya pemerintah mendorong pembangunan PLTG‎.
Menurut Ignasius Jonan, pembangunan PLTG merupakan solusi. Pasalnya,‎ Jawa memiliki sumber gas sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi bahan bakar energi pembangkit.
"Di Jawa bagaimana? Gampang satu di Jawa sumber gas banyak, jumlahnya signifkan," tutur Jonan.
Jonan mengungkapkan, dengan pasokan gas yang jauh lebih dekat ketimbang batu bara yang berasal dari Kalimantan dan Sumatera, tentunya harga listrik yang diproduksi dari PLTG akan menjadi lebi‎h murah.
"Kalau mau pakai pipa harga lebih kompetitif. Ada sumur Jambaran Tiung Biru, bisa dipasok pakai pipa," tandas Ignasius Jonan.Â
Â
India Tawarkan Indonesia Pembangkit Listrik Efisien dan Terjangkau
Pemerintah India disebut sangat tertarik untuk menanamkan investasi di Indonesia. Salah satu sektor yang tengah gencar dibahas adalah transfer teknologi antarkedua negara di bidang kelistrikan.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Republik Indonesia, Pradeep K Rawat, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi menaruh perhatian sangat besar terhadap pengembangan teknologi listrik terbarukan.
"Listrik adalah kebutuhan strategis, dan kami antusias berbagi ide tentang teknologi listrik maju, teknologi yang ramah lingkungan, (dan) bisa dimanfaatkan bersama," ujar Pradeep K Rawat setelah memberi sambutan pada pembukaan Forum Infrastruktur India – Indonesia ke-1 di The Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Dijelaskan olehnya, India telah memiliki kemajuan signifikan dalam menciptakan teknologi pembangkit listrik efisien, yang memaksimalkan potensi alam, seperti dari cahaya matahari, angin, dan gelombang laut.
"India fokus menghadirkan energi yang dapat dijangkau oleh semua orang, dan dengan biaya yang efisien," lanjut Pradeep.
Di Indonesia, perwakilan India telah berbicara dengan beberapa pemangku kebijakan terkait tentang investasi di sektor pembangkit listrik.
Menurut Pradeep, pembicaraan terkait regulasi dan potensi pembangunan sektor kelistrikan di kemudian hari, telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan di kedua negara.
"Kami melihat pertumbuhan positif Indonesia, (dan) kami tertarik untuk terlibat di dalamnya. Regulasi (Indonesia) yang kami pelajari juga kooperatif dengan visi yang kami usung, (yakni) menjadikan teknologi terjangkau untuk banyak orang," tukas Pradeep.
Ditanya tentang gambaran proyek kelistrikan yang akan dilakukan India, Pradeep mengaku masih terus melakukan pembahasan dengan pemerintah Indonesia.
Menurutnya, kemungkinan terbesar alih teknologi yang akan dilakukan adalah pembuatan solar field(ladang tenaga sinar matahari) yang sangat potensial di negara tropis seperti Indonesia.
Adapun total jumlah investasi yang akan dikeluarkan oleh India di Indonesia, Pradeep tidak menyebut nilai spesifik, kecuali puluhan juta dolar AS.
Advertisement