Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menegaskan sejauh ini belum ada pembahasan maupun tawaran dari pihak manapun, termasuk pemerintah Malaysia terkait wacana pembangunan proyek terowongan bawah laut yang menghubungkan dua wilayah di dua negara, yakni Bagan Datuk, Malaysia dan Sumatera, Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Belum ada sama sekali, suwer (pembahasan bangun terowongan bawah laut). Gubernur juga belum menyampaikan. Beberapa waktu lalu saya dan Presiden (Jokowi) sudah bertemu dengan pak Gubernur (Kepulauan Riau), itu kan jembatan Batam-Bintan. Tapi soal terowongan dari Malaysia itu enggak ada,"Â tegas Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Dia menduga, isu soal terowongan bawah laut dari Malaysia ke Sumatera itu kemungkinan hanyalah kabar yang digulirkan oleh segelintir orang saja.
"Officially dan unofficially, belum ada yang ketemu kami, baik dari pihak Indonesia ataupun Malaysia. Begitu pun partner Malaysia yang ada di dalam negeri,"Â kata Basuki.Â
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Malaysia berencana membangun terowongan bawah laut yang menghubungkan dua wilayah di dua negara yakni Bagan Datuk, Malaysia dan Sumatera, Indonesia. Proyek tersebut diperkirakan menelan investasi senilai US$ 20 miliar atau setara Rp 275 triliun (Rp 13.764 per dolar AS).
Malaysia Ingin Bangun Terowongan Bawah Laut Tembus ke Sumatera
Rencana besar ini diungkapkan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Ahmad Zahid Hamidi, saat menghadiri kegiatan Transformasi Nasional 2050 di Malaysia Agro Exposition Park Serdang (MAEPS) seperti mengutip Antara, Senin (19/3/2018).
"Gagasan dasarnya sudah disetujui namun masih terlalu awal untuk dikatakan karena perlu mendapat persetujuan pemerintah Malaysia dan Indonesia. Pemerintah negara bagian, laporan Penilaian Dampak Lingkungan (EIA) selain wajib memenuhi peraturan internasional," jelas dia.
Zahid mengatakan, Bagan Datuk menjadi lokasi pilihan pembangunan di Semenanjung karena terowongan tersebut akan disambungkan dengan Tol Pesisir Pantai Barat yang direncanakan siap menjelang 2020.
"Kajian fisik sudah mendapat kelulusan secara dasar tetapi masih memerlukan penilaian EIA manakala investor yang berminat perlu mendapatkan izin Pemerintah Malaysia dan Indonesia," tutur dia.
Adapun sejumlah proyek yang akan dipersiapkan ialah peningkatan jaringan pembangunan Jembatan Bagan Datuk-Sejagop, peluasan jalan empat lorong, peningkatan status dermaga dan jalan pintas Hutan Melintang fase satu dan dua.
Bagan Datuk saat ini mempunyai sebuah politeknik, Sekolah Rendah Sains MARA (MRSM) dan Sekolah Menengah Tahfiz Darul Ridzuan serta sebuah perpustakaan digital.
Sektor perumahan turut diberi perhatian sebanyak 500 unit Proyek Perumahan Rakyat (PPR) dan 1.039 unit Perumahan 1 Malaysia (PPA1M) yang direncanakan siap pada 2021.
Bagan Datuk bakal mempunyai pabrik komersial menyusul pabrik otomotif yang beroperasi di tempat tersebut dan Taman Perindustrian Berat Negeri Perak (PHIP) yang direncanakan dibangun di kawasan yang kaya dengan pokok kelapa tersebut.
Dalam usaha meningkatkan aspek keselamatan Kantor Pusat Polisi Daerah (IPD) Bagan Datuk akan siap dibangun pada November 2021.
"Sebuah kompleks olah raga akan dibangun dan direncanakan siap pada 2021 manakala Masjid Tuminah Hamidi yang dalam pembangunan bakal siap tahun depan untuk pengisian perimbangan akhirat dan dunia," kata Zahid yang juga anggota parlemen Bagan Datuk.
Zahid mengatakan untuk keperluan masyarakat berbagai golongan sebuah krematorium akan dibangun bagi kemudahan golongan India dan pembelian tanah untuk pembangunan yang dimanfaatkan masyarakat Cina di Bagan Datuk.
Sedangkan proyek yang sudah siap ialah Bagan Datuk Waterfront, Pelabuhan Bagan Datuk dan dua Taman Rekreasi Kanak-Kanak di Hutan Melintang.
Advertisement