Sukses

Selamatkan Toys R Us dari Kebangkrutan, Miliarder Ini Kucurkan Rp 2,7 T

Uang tersebut rencananya dipakai untuk menyelamatkan 400 toko Toys R US di Amerika Serikat yang dikabarkan bakal ditutup.

Liputan6.com, Jakarta - CEO perusahaan mainan yang memproduksi boneka Bratz dan Little Tike Toys, Isaac Larian, memiliki keinginan besar untuk menyelamatkan perusahaan Toys R Us dari kebangkrutan. Bersama dengan dua investor lainnya, dia menggelontorkan investasi sebesar USD 200 juta atau Rp 2,7 triliun.

Uang tersebut rencananya akan dipakai untuk menyelamatkan 400 toko Toys R US di Amerika Serikat yang dikabarkan akan ditutup. Dilansir dari CNNMoney, Jumat (23/3/2018), selain merogoh kocek pribadinya, Larian juga mencoba mengumpulkan uang lebih banyak dengan membuat kampanye di situs amal.

Ia membuka halaman donasi di GoFundMe dengan harapan orang-orang juga berminat untuk menyumbang uangnya demi menyelamatkan toko mainan ikonis tersebut. "Ini merupakan ikon Amerika yang perlu diselamatkan," kata Larian yang merupakan pendiri dari MGA Entertainment.

"Saya dulu suka membawa anak kami ke sana daripada pergi ke Disneyland. Jadi perusahaan ini harus diselamatkan agar generasi selanjutnya masih bisa merasakan," lanjut dia.

Meski banyak orang pesimistis bahwa Toys R Us bakal sulit diselamatkan, berbeda halnya dengan Larian. Ia mengungkap, kemunduran finansial yang dialami Toys R Us tidak membuatnya takut.

"Selama hidup saya, orang  berkata bahwa banyak hal yang tidak bisa dilakukan. Seperti halnya tidak ada boneka yang bisa menyaingi Barbie. Tapi produk kami masih berjalan hingga sekarang," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Tutup Gerai

Sebelumnya, Toys R Us memutuskan untuk menutup semua tokonya di Amerika Serikat (AS) menyusul penurunan pendapatan yang terus-menerus terjadi. Akibat hal ini, 33 ribu pekerja gerai ritel tersebut berisiko kehilangan pekerjaan.

CEO Toys R Us David Brandon mengaku telah memberi tahu pegawai perusahaan tentang kondisi yang terjadi. Keputusan ini tampaknya merupakan akhir perjalanan dari gerai ritel mainan terkenal di Amerika Serikat tersebut.

Selama hampir setengah abad, Toys R Us telah memasok mainan ke sebagian besar anak-anak di Negeri Paman Sam. Kemunduran gerai ritel mainan ini diprediksi karena semakin meningkatnya dominasi dari perusahaan e-Commerce.