Liputan6.com, Bekasi -Â Dispenser bahan bakar minyak (BBM) untuk Premium di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bekasi, sepi pembeli. Sudah sejak pertengahan bulan Maret ini, pengiriman Premium memang tersendat-sendat.
Seperti yang terpantau di SPBU bernomor 34-17127, Jalan Chairil Anwar, Margahayu, Bekasi Timur. Sejak pukul 15.00 WIB, tak terlihat lagi ada antrean di dispenser Premium.
Seorang operator SPBU, Ahmad, mengatakan pasokan BBM Premium dalam sehari biasanya mencapai 800 KL. Namun, stok tersebut rata-rata cepat habis. Khususnya, di hari kerja, dimana pengguna kendaraan drastis meningkat.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dibilang langka, ya langka. Kemarin aja, sempat tersendat. Kalau pengirimannya normal, sampai siang juga sudah habis," kata Ahmad, Sabtu (24/3/2018).
Ia mengakui bahan bakar Premium kerap habis menjelang sore. Soalnya, jatah yang diberikan Pertamina tidak dapat lagi menyuplai penuh kebutuhan pengendar.
"Tiap malam itu, pengiriman 8 ton. Biasanya, sih 16 ton. Pengurangan itu, sejak akhir tahun lalu," jelasnya.
Sementara, Rudy Ismantoro, seorang pengendara motor, mengatakan BBM jenis Premium belakang sulit di dapat. Ia menilai pemerintah tengah memaksakan masyarakat agar beralih ke Pertalite atau Pertamax.
"Saya sih berharap jangan sampai langka. Kalau saya sih, enggak masalah beli Pertalite. Tapi, kasihan kan masyarakat di daerah yang lebih butuh," harapnya.
Â
Solar Aman
Berbeda pasokan BBM jenis Solar terpantau normal. Di SPBU 34-17119, Jalan Joyo Martono, Margahayu, Bekasi Timur kelangkaan BBM Solar terjadi pada momen tertentu saja.
"Kalau BBM Solar, masih normal. Sehari kita dapat jatah 8 ton liter. Cukup, enggak cukup, yah harus kita jual sebanyak itu. Yah, sehari juga sudah habis. Kalau pengirimannya telat, baru masalah. Seminggu ini sih aman saja," ucap Siswoyo, salah seorang pengawas SPBU.
Sedangkan untuk pasokan Elpiji 3 Kg bersubsidi, di kedua SPBU tersebut, masih berada di kondisi normal. Harga jual yang diberlakukan juga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) pangkalan, yakni Rp 16.000 per tabung.
Namun, masing-masing SPBU tersebut hanya dialokasikan 40-45 tabung dari Pertamina. Setiap konsumen juga hanya diperbolehkan membeli 1 tabung dengan menunjukkan KTP yang dimiliki.
"Kalau elpiji 3 kilo mah, jam 10 juga udah habis. Baru buka SPBU, langsung habis. Karena stok cuma segitu. Pengiriman setiap hari, hanya hari minggu saja yang tidak di kirim," tutup Siswoyo.
Reporter:Â Fernando PurbaÂ
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement