Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan menurunkan tarif tol khususnya untuk angkutan logistik. Kebijakan tersebut akan keluar pada pekan ini. Lalu apa dampak rencana penurunan tarif tol tersebut terhadap pergerakan saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR)?
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji mengatakan, nilai saham dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa jalan tol ini tetap akan alami kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan.
"Saham Jasa Marga berpotensi alami kenaikan, namun tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Intervensi pemerintah jadi sentimen JSMR," tuturnya pada Liputan6.com, Senin (26/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Nafan lebih jauh menjelaskan, saham Jasa Marga alami penurunan terhitung sejak November pada 2017 tahun lalu. "JSMR pada November tahun lalu, 6.775 dan saat ini 4.590, ini kalau dari saham weekly chat turun," jelas dia.
"Jadi, secara teknikal, dengan ini area gap JSMR berada pada 4.800," tambah dia.
Terkait para pelaku pasar, ia mengungkapkan, para pelaku pasar cenderung menunggu untuk membeli saham Jasa Marga.
"Para pelaku pasar kan hanya fokus melihat pada mekanisme pasar saja. Jadi untuk saat ini mereka lebih memilih wait and see, yaitu menunggu momen yang tepat untuk jangka panjang," ujarnya.
Nafan menyatakan, Jasa Marga akan berada pada area resisten di level 4.690 - 4.790. "JSMR akan menuju ke area resisten pada level 4.690 hingga 4.790," tuturnya.
Jasa Marga Tak Akan Buntung
Sebelumnya, Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani mengatakan, penurunan tarif tersebut tidak akan berdampak pada keuangan perusahaan. Sebab, aspek kelayakan bisnis tetap menjadi perhitungan yang utama.
"Sepanjang kelayakan bisnis, tidak masalah," ujar dia di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Selain itu, menurut Desy, pemerintah juga berencana memberikan kompensasi terhadap Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akibat penurunan tarif tol ini. Salah satunya dengan menambah masa konsesi ruas tol yang dikelola. Dengan demikian, diharapkan bisa membuat BUJT tetap untung.
"Kan ditambah konsesi, dikompensasi. Kelayakan bisnisnya tetap. Iya (tidak rugi dengan penurunan tarif tol), sepanjang tidak ada perubahan kelayakan bisnis," katanya.
Advertisement
Penggabungan Golongan Kendaraan
Jasa Marga akan menggabungkan golongan kendaraan sebagai tindak lanjut penurunan tarif tol. Desi menjelaskan, untuk golongan III, golongan IV, dan golongan V digabungkan menjadi satu golongan, yaitu golongan III. Dengan demikian, golongan kendaraan dalam penentuan tarif tol menjadi lebih sederhana, yaitu golongan I, golongan II, dan golongan III.
"Dari sebelumnya golongan I, II, III, IV, V, menjadi I, II, III. Jadi yang sebelumnya III, IV, V menjadi satu, namanya golongan III. Itu turun. Kalau golongan I relatif enggak berubah. Jadi diharapkan kendaraan besar masuk ke tol. Jadi golongan I tetap, golongan II tetap," kata Desi.
Menurutnya, penggabungan golongan ini akan berlaku untuk ruas tol baru dan akan beroperasi. Sementara ruas tol lama masih akan dilakukan kajian terlebih dulu.
"Sementara tol yang akan beroperasi. Mungkin bertahap. Kita belum tahu, finalnya mungkin sebelum hari Kamis ini (pekan depan)," tukas Desi.