Sukses

Premium Terbatas, Warga Padang Beli Pertamax Cs

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sulit ditemukan di beberapa SPBU Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Senin (26/03/2018).

Liputan6.com, Padang - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sulit ditemukan di beberapa SPBU Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Senin (26/03/2018).

"Saya tadi isi premium di SPBU Khatib Sulaiman, tapi kosong sehingga terpaksa harus pindah ke pertamax," ujar salah seorang pengemudi, Er, kepada Liputan6.com.

Er menuturkan, info dari petugas pengisi bahan bakar mengatakan, Premium baru akan masuk pada 31 Maret 2018. Pengakuan yang sama disampaikan Ajo. Ia yang mengaku selalu isi bahan bakar minyak jenis Premium, sudah mulai kesulitan mendapatkannya.

"Saya ditawari petugas pengisi bahan bakar untuk pindah ke Pertalite. Ya, karena premium sulit didapat, saya pindah ke Pertalite meski harganya lebih mahal," ujar dia.

Manager Comrel dan CSR Pertamina MOR 1 Sumbagut, Rudi Ariffianto, mengatakan, BBM jenis premium tidak ada masalah di Sumbar.

"Tidak ada masalah bila mengacu dari jumlah pasokan," ujar Rudi kepada Liputan6.com.

Namun ia tidak menjelas secara rinci jumlah pasokan Premium untuk Sumbar.

 

2 dari 2 halaman

Solar Langka, Nelayan Tak Bisa Melaut

Sebelumnya, nelayan di Muaro Kota Padang, Sumatera Barat mengeluh tidak bisa melaut karena pasokan bahan bakar minyak jenis Solar tersendat sejak beberapa hari terakhir.

"Kini kapal-kapal nelayan yang membutuhkan bahan bakar terpaksa merapat di Muaro Padang memunggu bahan bakar tersedia, karena sejak empat hari terakhir tidak datang," kata Ketua Kelompok Nelayan Kapal Ikan (KNKI) Muaro Padang, Anjang, seperti dikutip dari Antara, Sabtu 24 Maret 2018.

Menurut dia kebutuhan setiap kapal itu sebanyak 800 liter untuk melaut selama dua pekan, sedangkan dalam anggota yang ada di dalam kelompok KNKI ada 12 kapal.

"Kami sudah melaporkan hal ini kepada Pertamina, Dinas Perikanan Kota Padang dan DKP Provinsi, namun belum jelas tindaklanjutnya," kata dia.

Anggota DPRD Sumatera Barat Afrizal pun meminta kepada Pertamina untuk segera segera memasok Solar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Sumatera Barat.

"Jangan ditahan-tahan sehingga terjadi kelangkaan seperti ini," kata dia.

Afrizal mengatakan salah satu penyebab terjadinya kelangkaan Solar karena maraknya penjualan bahan bakar bersubsidi itu di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menggunakan jeriken. Akibatnya, ketersediaan menjadi berkurang.

"Apabila terjadi kelangkaan seperti ini sebaiknya stok yang ada diturunkan agar tidak mengganggu kestabilan masyarakat," kata dia.

Selain itu Pertamina harus melakukan pengawasan ketat kepada operator nakal yang menjual bahan bakar bersubsidi seperti Solar dan Premium melalui jeriken. "Kalau tidak ada pengawasan tentu hal ini akan terus berlangsung, Pertamina harus tegas dengan kasus ini," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Â