Liputan6.com, Jakarta - Hiperinflasi yang melanda Venezuela memaksa pemerintah setempat untuk langsung mengambil tindakan. Presiden Venezuela Nicolas Maduro akhirnya memutuskan untuk melakukan redominasi atau mengurangi tiga angka nol di mata uang bolivar.
Nicolas Maduro mengatakan, proses redenominasi dilakukan dengan mengurangi tiga nol dari mata uang bolivar. Lewat kepihakan ini, pecahan 1.000 bolivar akan menjadi 1 bolivar.
Advertisement
Baca Juga
"Langkah ini harus diambil. Venezuela telah menjadi korban dari perang ekonomi yang brutal," kata Maduro.
Dilaporkan Reuters, Selasa (27/3/2018) redenominasi tersebut bakal mulai berlaku pada 4 Juni 2018 mendatang. Mata uang Venezuela ini terus tergerus nilainya akibat krisis berkepanjangan.Kebijakan yang diambil Maduro ditanggapi beragam.
Para ekonom menyebut langkah ini sah-sah saja untuk dilakukan. Sementara para kritikus mengatakan, kebijakan ini tidak akan menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi di Venezuela.
Selain melakukan redenominasi, Venezuela juga meluncurkan mata uang digital bernama Petro. Langkah ini dilakukan dengan harapan bisa mengurangi krisis yang sedang melanda negeri yang dahulunya kaya raya tersebut.
Sejak Maduro kembali menjabat pada 2016, nilai Bolivar terus melemah hingga 99 persen terhadap dollar Amerika Serikat. Parlemen Venezuela menyampaikan harga-harga di negara itu meroket hingga 6.147% per Februari 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Uang Digital
Venezuela resmi mengeluarkan uang digital barunya bernama El Petro atau yang bisa disebut Petro. Meski baru diluncurkan, Presiden Venezulea Nicholas Maduro mengaku bahwa penjualan uang kripto tersebut berhasil mencapai US$ 735 juta atau Rp 10,5 triliun dalam 20 jam pertama.
Maduro mengumumkan hal ini melalui cuitan yang ia tulis di akun twitter pribadinya. Maduro mengatakan, bahwa investor telah berjanji untuk membeli Petro dalam sesi pra-penjualan sebesar US$ 735 juta.
"Ini emas hitam! Setiap Petro memiliki nilai berdasarkan barel minyak Venezuela," kata Maduro seperti dilansir dari Fortune, Kamis (22/2/2018).
Presiden Venezuela itu menambahkan, nilai uang digital ini didasarkan dari minyak Venezuela yang berasal dari Ayacucho. Jumlah minyak mencapai 5 miliar barel.
Sebelumnya, saat peluncuran mata uang digital Petro, Maduro mengatakan bahwa adanya uang digital ini bisa membantu Venezuela bangkit dari krisis ekonomi yang mencekik akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Mata uang digital itu, menurutnya, merupakan cryptocurrency pertama yang nilainya didukung oleh barang nyata seperti minyak.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada orang-orang yang percaya pada masa depan Petro, yang sekarang merupakan sejarah bagi bangsa kita dan yang nilainya didukung oleh barang nyata. Hanya Pemerintah yang telah mencapainya. Petro hari ini menunjukkan bahwa segala sesuatu mungkin terjadi. Ini adalah mata uang untuk melayani semua orang Venezuela," kata Maduro dalam sambutannya.
Untuk mendukung peluncuran uang digital baru tersebut, Maduro telah menyetujui sertifikasi lebih dari 5.000 orang untuk menjadi penambang uang digital di Venezuela.
Rencananya Petro bakal dijual dengan harga awal US$ 60 per token, sama dengan harga satu barel minyak. Hingga kini ada 824 juta token yang siap dijual.
Kedepannya, Maduro berencana untuk membuat uang digital lain yang memiliki konsep sama seperti Petro. Uang digital yang masih dirahasiakan identitasnya itu nantinya akan memiliki harga yang didasarkan pada nilai emas.
Advertisement