Sukses

Pemerintah Target 20 Ribu Wirausaha Baru hingga Akhir 2019

Pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan jumlah pengusaha di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah akan terus meningkatkan jumlah pengusaha di Indonesia. Saat ini, basis pengusaha di Tanah Air pada 2017 sebesar 3,4 persen atau naik dibanding dari tahun sebelumnya yang mencapai 3,1 persen dari total penduduk Indonesia. 

Meskipun demikian, diakuinya, persentase tersebut masih jauh di bawah beberapa negara, seperti Singapura sebesar 7 persen, Jepang 11 persen, dan China 10 persen dari jumlah penduduknya. 

"Jumlah pengusaha di Indonesia sebesar 3,4 persen, kita akan tingkatkan menjadi 7-10 persen," ungkap Airlangga di Gedung Bhayangkari Mabes Polri Jakarta Selasa (27/3).

Airlangga Hartarto pun mengatakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan terus mendorong lahirnya wirausaha baru di Tanah Air. Bahkan hingga akhir 2019, ditargetkan ada 20 ribu wirausaha baru yang lahir.

Target ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015 hingga 2019. Untuk mencapai sasaran tersebut, kata Airlangga, Kemenperin telah melaksanakan program pemberian fasilitas yang diberikan melalui pengembangan produk Industri Kecil dan Menengah (IKM). 

"Mendorong pemberian fasilitas melalui pengembangan produk, restrukturisasi mesin dan peralatan, promosi dan pameran, serta penguatan kelembagaan," ujar dia.

Untuk diketahui, pada 2017, jumlah unit usaha industri kecil dan menengah mencapai 4,59 juta unit dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 10,57 juta orang dengan kontribusi sebesar 20,26 persen terhadap nilai output industri non migas.

 

Reporter : Wilfridus Setu Embu

Sumber : Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Menperin: RI Sudah Melewati Era Robotik

Kemunculan Revolusi Industri 4.0 menimbulkan kekhawatiran, bahwa tenaga manusia akan tergantikan oleh mesin dalam dunia industri. Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengembangkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri masa kini.

Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto menjelaskan, revolusi industri keempat ini memberikan kesempatan kepada pelaku usaha untuk berinovasi. Menurutnya, perhatian pemerintah juga tak luput dari pengembangan edukasi demi mempersiapkan tenaga kerja ke depan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

“Sistem pendidikan beberapa tahun paska 98 kan orientasinya kebanyakan non-science, teknologi dan matematika. Ini kesempatan kita untuk mengembalikan pendidikan-pendidikan di bidang tersebut,” tuturnya di Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Airlangga menambahkan, kurikulum pendidikan juga terus didorong untuk melakukan pelatihan, agar sektor seperti manufaktur kembali mendapat prioritas utama dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0 yang menekankan pola ekonomi digital.

Lebih lanjut diterangkannya, Indonesia sebenarnya telah memiliki dua poin kunci untuk dapat bergerak pada industri berbasis ekonomi digital, yakni talenta dan pasar.

“Talenta kita punya universitas di ASEAN terbanyak. Untuk tenaga kerja, kebetulan sumber daya manusia kita masuk ke dalam golden era, generasi muda. Opportunity ini harus kita dorong,” ungkapnya.

Menanggapi kecemasan masyarakat bahwa manusia akan tergantikan oleh mesin atau robot, dia menekankan, itu hanyalah sindrom sesaat saja. Airlangga bilang skema otomatisasi dan robotik sebenarnya telah dilalui pada Revolusi Industri 3.0.

“Revolusi Industri 4.0 hanya mendorong konektivitas ke internet, jadi berbasis kepada data dan artificial intelligent. Sebetulnya otomatisasi dan robotik ini sudah dilalui di revolusi industri ketiga. Jadi bukan ujug-ujug ada di revolusi keempat,” pungkas dia.