Liputan6.com, Jakarta - Gubernur terpilih Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengelola sistem moneter nasional. Salah satunya adalah menjaga stabilitas rupiah dalam kondisi normal maupun saat sedang terpuruk.
"Kebijakan BI selalu akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamental dan ini juga sudah digariskan sesuai selama ini, dan terus akan kita lakukan," kata Perry saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (3/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dalam kondisi normal, nilai tukar rupiah akan lebih banyak ditentukan oleh mekanisme pasar. Namun, dalam kondisi tertentu BI harus melakukan beberapa intervensi.
"BI tidak segan-segan dalam kondisi nilai tukar mendapat tekanan kita melakukan intervensi baik dalam menyuplai dolar di pasar valas maupun juga membeli SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder," ujarnya.
Kendati demikian, ia menyatakan bawa saat ini kondisi nilai tukar rupiah masih relatif stabil.
"Nilai tukar kita dalam beberapa waktu terakhir itu relatif stabil dan sekarang pun juga aliran masuk modal asing sudah masuk kembali dan itu akan menjadi stabilitas kita."
Â
Pendalaman Pasar Keuangan
Selain itu, Perry mengatakan ia juga akan melakukan pendalaman pasar keuangan sebagaimana juga sudah dilakukan selama ini.
Akselerasi pendalaman pasar keuangan menjadi salah satu prioritas kebijakan - kebijakan BI selama ini dan akan terus dilakukan.
"Begitu banyak sudah kita lakukan dan capai antara lain misalnya untuk volume pasar valas yang sekarang ini rata-rata bagus ya Rp 6 miliar per hari dan juga instrumen derivatif (produk turunan) pelindung nilai itu kurang lebih 40 persen dan itu mendukung juga stabilitas nilai tukar." jelas dia.Â
Perry mengungkapkan, BI bersama OJK dan Kementerian Keuangan akan terus berkoordinasi menjadikan pendalaman pasar keuangan untuk mendorong pembiayaan - pembiayaan proyek infrastruktur.
"Fokusnya adalah seperti itu sehingga bagi infrastruktur yang memang bisa dibiayai secara komersial oleh swasta itu bisa dibiayai atau diterbitkan sekuritas dan lain - lain sehingga dalam konteks ini bisa mengurangi beban baik fiskal maupun bebannya APBN. Kami terus koordinasi itu untuk terus fokus ke sana," pungkas dia.Â
Reporter:Â Yayu Agustini Rahayu Achmud
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement