Liputan6.com, Jakarta - Bahrain mengumumkan temuan cadangan minyak serpih yang mencapai 80 miliar barel. Temuan itu dapat membuat Bahrain berpotensi jadi pemain penting di pasar minyak dunia.
"Meskipun begitu, jumlah dari minyak yang ditemukan atau minyak yang dapat diekstraksi masih dalam tahap perhitungan dan kajian," tutur Menteri Perminyakan Sheikh Mohammad bin Khalifah Al-Khalifa, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (6/4/2018).
Ladang tersebut mencakup 2.000 kilometer persegi (772 mil persegi) di perairan dangkal, lepas pantai barat kerajaan, yang langsung berhadapan tepat dengan Saudi Arabia. Dampak yang dirasakan dari penemuan ini bergantung pada seberapa minyak yang dapat diekstrak nantinya.
Advertisement
Baca Juga
Manajer Eksplorasi Perusahaan Minyak Nasional Bahrain Bapco, Yahya al-Ansari menuturkan, eksplorasi minyak belum dapat dilakukan dalam lima tahun ini. Ansari menuturkan, otoritas Bahrain akan bekerja sama dengan perusahaan minyak internasional untuk menetapkan seberapa besar minyak yang dapat diekstrak.
"Apa yang nanti akan kami umumkan ialah minyak yang nanti sudah siap (ekstrak). Sejauh ini, kami tidak mengetahui seberapa banyak yang akan diekstrak dan biaya produksinya. Ini merupakan dua elemen terpenting yang dapat menentukan apakah pengumuman besar ini dapat kami umumkan nantinya," ujar dia.
"Industri perminyakan Amerika biasanya mengekstrak 5 hingga 10 persen dari minyak tersebut dan akan meningkatkan hasil ekstrak ini sesuai dengan kemajuan teknologi yang mereka punya," tambah dia.
Selanjutnya
Seperti diketahui, produksi minyak serpih merupakan bisnis yang sangat mahal, bahkan lebih mahal daripada minyak konvensional.
Konsultan DeGolyer dan MacNaughton, Halliburton dan Schlumberger juga berminat dengan proyek tersebut. Bahkan sedang mendekati otoritas minyak dan gas Bahrain.
Analis PVM Oil, Stephen Brennock menuturkan, temuan tersebut berpotensi mengubah pemain minyak di negara teluk.
“Namun, ini masih awal dan cadangan ladangan minyak belum selesai. Terlebih lagi lapangan itu juga butuh finalisasi,” ujar Brennock.
Hal senada dikatakan lembaga riset independen JBC Energy. “Masih belum jelas berapa banyak 80 miliar barel yang dapat dilihat sebagai cadangan minyak. Selanjutnya itu tampak shale oil, yang dapat meningkatkan biaya produksi,” tulis Analis JBC.
Namun, temuan tersebut signifikan. Bahkan jika jumlahnya kecil, yang dapat dihasilkan bisa mengubah posisi Bahrain di negara teluk.
Bahrain menghasilkan produksi minyak kecil di antara produsen minyak di negara teluk. Produksi minyak sekitar 50 ribu barel minyak mentah per hari.
Bahrain bukan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Namun, negara tersebut ikut kesepakatan untuk memangkas produksi minyak untuk atasi pasokan global yang melonjak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement