Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menemukan yang menjadi penyebab tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto ‎mengatakan, tumpahan minyak disebabkan oleh pipa di bawah laut yang terputus, akibat tersangkut jangkar kapal.
Jangkar kapal membuat pipa patah dan minyak yang mengalir di pipa keluar bercampur dengan air laut dan memicu kapal terbakar.
Advertisement
"Yang penting kita sudah tahu penyebabnya, pipa yang putus sudah di-jumper. Jadi pipa yang putus itu pipa 20 inci, kebetulan paralel di daerah situ ada pipa 16 inci," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, ‎Kamis (5/4/2018).
Baca Juga
Menurut Djoko, seharusnya tidak ada kapal yang melakukan lego jangkar di area tersebut. Namun karena cuaca buruk memaksa kapal melakukan lego jangkar dan kapal pun terobang ambing, sehingga membuat jangkar kapal menyeret pipa.
"Yang jelas, kita kan sekarang sudah tahu penyebabnya. Jadi diduga, itu pipanya terseret kapal yang terbakar itu kan," ujarnya.
Saat ini pipa rusak yang mengalirkan minyak mentah untuk mentah ke Kilang Balikpapan sudah diperbaiki, ‎sehingga sudah tidak ada lagi minyak yang tumpah. Dia pun belum mengetahui jumlah minyak yang tumpah.
"Jadi pipa 20 inci dipotong, terus disambung ke pipa yg 16 inci sehingga masih bisa menyalurkan minyak ke kilang Balikpapan," tuturnya.
Terkait dengan kapal, kapal tersebut mengangkut batubara ke China asal Panama‎. Atas kejadian yang merengut korban jiwa, penegak hukum melakukan penyidikan terhadap kapal tersebut.
"Ya sekarang kan proses penyidikan terus belangsung, kapalnya juga akan dimintakan keterangannya, diinterograsi,"tandasnya.
Semakin Meluas
Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, belum teratasi dan bahkan semakin meluas. Tak hanya sempat menelan korban jiwa, pencemaran ini juga merusak ekosistem laut. Sementara itu penanganan masih dilakukan secara manual.
Petugas dan masyarakat dikerahkan untuk mengambil tumpahan minyak.
Tumpahan minyak bakar atau Marine Fuel Oil (MFO) dan kebakaran di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), berujung tewasnya dua nelayan, yakni Imam dan Wahyu Gusti Anggoro. Dugaan sementara, dua nelayan warga Balikpapan ini terperangkap pekatnya asap hitam pembakaran minyak yang berujung maut bagi keduanya.
"Ada dua korban tewas dan 20 lainnya terluka bakar akibat peristiwa kebakaran ini," ucap Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Kaltim, Komisaris Besar (Kombes) Ade Yahya, Sabtu, 31 Maret 2018.
Titik pusat kebakaran tepat berada di tengah teluk yang memisahkan Kota Balikpapan dan Penajam Paser Utara, Sabtu siang, pukul 11.30 Wita. Kobaran api terlihat hampir sepanjang 400 meter selama kurang lebih 40 menit terlihat dari bibir pantai Balikpapan.
Kapal pemadam kebakaran milik Pertamina dan Chevron Indonesia selama satu jam berjibaku memadamkan kobaran api yang memanjang di perairan Teluk Balikpapan. Saat bersamaan, Badan SAR Balikpapan membantu mengevakuasi korban yang terjebak dalam kobaran api tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement