Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan ketegangan potensi perang dagang dengan China. Ia mempertimbangkan meningkatkan pengenaan tarif impor barang China mencapai USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.377 triliun (asumsi kurs Rp 13.779 per dolar Amerika Serikat).
“Mengingat pembalasan China yang tak adil, saya telah menginstruksikan perwakilan perdagangan AS untuk mempertimbangkan tambahan tarif hingga USD 100 miliar dan penyesuaian tarif,” ujar Trump, seperti dikutip dari laman CNN Money, Jumat (6/4/2018).
Awal pekan ini, AS mengumumkan tarif baru senilai USD 50 miliar untuk impor barang China. AS juga mengklaim kalau China mencuri kekayaan intelektual AS. China langsung menanggapi dengan mengumumkan tarif USD 50 miliar untuk impor barang AS.
Advertisement
Baca Juga
AS telah mengenakan tarif impor baja dan aluminium China. Hal tersebut dibalas China. Dengan pengumuman Trump baru tersebut yang menargetkan pengenaan tarif impor barang China USD 100 miliar mengguncang pasar. Hal itu membuat kritikan dari pelaku usaha dan anggota partai Republik.
Pemerintah China tidak segera menanggapi pernyataan Donald Trump. Namun, pada awal pekan, kalau China akan merespons terhadap setiap kebijakan perdagangan AS yang baru.
“Kami telah mengatakan China tidak akan memulai perang dagang. Tapi kami tidak takut, dan kami akan tegas berjuang hingga akhir jika seseorang bersikeras perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri di Beijing.
Selanjutnya
Pernyataan Trump tersebut pun berdampak ke pasar saham. Indeks saham berjangka Dow Jones melemah. Usai penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, indeks saham melemah 300 poin atau 1,3 persen.
Bursa saham Asia pun menunjukkan sedikit perubahan usai pengumuman Trump. Sebagian besar bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen.
Ancaman tarif terbaru Trump pun disambut kritik dari anggota partainya sendiri. Anggota Partai Republik dari Nebraska, Ben Sasse menuturkan, kalau langkah Trump tersebut tak masuk akal. “Mudah-mudahan Presiden hanya membesar-besarkan. Jika dia bahkan setengah serius, ini gila,” ujar dia.
Dia menambahkan, China bersalah akan banyak hal, tetapi Presiden Trump tidak punya rencana nyata untuk menang sekarang. Hal tersebut dapat mengancam pertanian AS itu.
Ritel AS juga mengecam pengumuman Trump karena memainkan ekonomi negara. The National Retail Federation, sebuah kelompok industri menyatakan kalau perlu kesepakatan untuk mengatasi praktik perdagangan China yang tidak adil. “Aksi perdagangan ini dapat membuat lebih sulit bagi orang AS di seluruh negeri untuk membeli produk sehari-hari dan kebutuhan dasar,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer menilai kalau permintaan itu “tepat”. Ia mengatakan, China memilih untuk menanggapi sejauh ini dengan ancaman untuk berlakukan tarif yang tidak dapat dibenarkan dalam ekspor AS termasuk produk pertanian.
“Langkah-langkah seperti itu pasti akan menyebabkan kerugian lebih lanjut bagi pekerja AS, petani dan bisnis. Dalam keadaan seperti ini, Trump berhak untuk meminta tindakan tambahan yang sesuai untuk mendapatkan penghapusan tindakan, kebijakan dan praktik yang tidak adil,” kata dia.
Trump juga mengatakan kalau pihaknya meminta kementerian pertanian untuk melindungi petani dan kepentingan pertanian AS. Ia juga membuka pintu untuk pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah China.
“Amerika Serikat masih siap untuk berdiskusi dalam dukungan lebih lanjut dari komitmen kami untuk mencapai perdagangan bebas, adil dan timbal balik untuk melindungi teknologi dan kekayaan intelektual perusahaan dan rakyat AS,” kata dia.
Para pejabat China juga mengatakan kalau pihaknya ingin bernegosiasi. Akan tetapi, tidak jelas apakah kedua pihak akan dapat capai kesepakatan yang dapat diterima bersama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement