Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus melakukan uji coba terhadap pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal. Selain membuat aspal lebih tahan lama, hal ini juga diharapkan menjadi solusi dari permasalahan limbah plastik di Indonesia.
Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Edwin Nirwan mengatakan, sensitivitas terhadap air menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan pada campuran aspal. Namun penambahan limbahan limbah plastik akan meningkatkan ketahanan terhadap pengaruh air.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan menurut dia, jika campuran aspal panas tidak diberikan campuran plastik atau aspal konvensional, ketahanan terhadap air hanya sekitar 63 persen. Namun dengan ditambah campuran plastik sekitar 5 persen, daya tahannya meningkat menjadi 84 persen.
"Ini diukurnya dari nilai stabilitas, kalau konvensional, stabilitasnya sekitar 1.000 kg, nah setelah dikasih 5 persen aspal plastik dia meningkat menjadi 1.400 kg. Artinya ada di atas 40 persen peningkatan kekuatan. Mungkin di lapangan ini naik turun (penambahan kekuatannya) tetapi paling tidak dia masih memberikan nilai positif dengan meningkatkan stabilitas," ujar dia di Jakarta, Minggu (8/4/2018).
Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal ini dinilai mampu menjadi solusi dari masalah limbah plastik di Indonesia. Seba diperkirakan ada 3,32 juta metrik ton limbah plastik di dalam negeri belum terkelola baik. Bahkan, sebanyak 0,48-1,29 juta metrik ton di antaranya tersebar ke laut.
"Penggunaan limbah plastik akan menambah nilai serta manfaat yang berkelanjutan dari plastik itu sendiri," kata dia.
Pemanfaatan Limbah
Sementara itu, Anggota Himpunan Polimer Indonesia Edy Rivai mengatakan, saat ini angka pemakaian plastik masyarakat Indonesia rata-rata 20 Kilogram per kapita. Dengan jumlah penduduk 260 juta orang lebih rata-rata pemakaian plastik dalam negeri mencapai 310 juta ton setahun.
"Manusia tidak bisa di lepaskan dari plastik, banyak komponen hidup kita yang menggunakan bahan plastik. Bukan hanya sekedar alat pembungkus, tapi banyak produk bermanfaat misal sebagai bahan konstruksi bangunan atau komponen kendaraan," ungkap dia.
Edy juga menyampaikan, saat ini plastik sudah jauh lebih canggih dengan beragam produk turunannya. Pemanfaatan limbahnya juga jauh lebih baik, di negara maju sudah dikembangkan pemanfaatan limbah plastik untuk beragam produk, diantara menjadi aspal.
"Plastik terlalu mahal untuk jadi sampah. Rata-rata pertumbuhan melebihi material lain, menggantikan logam, keramik, kertas, bahkan daging dan tubuh manusia," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement