Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia (ATPI) tengah berupaya memanfaatkan peluang untuk mengembangkan produk finansial pada sektor ritel yang selama ini belum dijamahnya. Salah satunya dengan menggandeng induk perusahaan, yakni PT Pertamina (Persero) untuk bekerja sama memasarkan produk ritel miliknya.
Presiden Direktur ATPI Indra Baruna menyatakan, bisnis ritel merupakan strategi baru perusahaan.Â
Advertisement
Baca Juga
"Yang kita tahu, bahwa bisnis ritel ini potensinya masih sangat besar. Kalau kita lihat dari sisi size saja, sekitar US$ 1,2 miliar," ujar dia di Ballroom 3 The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Indra memaparkan, penetrasi Asuransi Tugu Pratama pada asuransi ritel terbilang masih sangat minimal.
"Padahal kalau kita lihat, dari captive kami sangat memungkinkan untuk ke depannya mengembangkan produk-produk ritel," jelasnya.
Indra mengatakan, ATPI butuh dukungan untuk memuluskan rencananya terlibat dalam bisnis ritel, seperti di antaranya, sinergitas kepemilikan terhadap beberapa channel distribusi dari berbagai produk milik Pertamina yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk ikut menyalurkan komoditas ritel mereka.
Sebagai contoh, ungkapnya, mendistribusikan produk ATPI di SPBU Pertamina, yang dinilainya merupakan pasar yang sangat potensial.
Selain itu, pengembangan bisnis asuransi melalui anak perusahaan, yaitu PT Tugu Reasuransi Indonesia pun tak luput dari perhatian Indra. Dia merasa, sektor bisnis tersebut kini sedang berkembang dengan sangat pesat.
"Perusahaan akan menawarkan produk asuransi semisal asuransi kecelakaan, asuransi kendaraan bermotor, atau asuransi kesehatan dengan premi yang murah," pungkas dia.
Anak Usaha Pertamina Tawarkan 15 Persen Saham ke Publik
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia (ATPI), anak usaha dari PT Pertamina (Persero), akan menawarkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas sekitar 15 persen saham dari motal ditempatkan dan disetor penuh. Jumlah itu setara 282 juta saham.
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Indra Baruna menuturkan, harga saham IPO yang ditawarkan Rp 3.850-Rp 5.000 per saham. Dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat bisnis, penyertaan modal bagi anak usaha yang bergerak di bidang reasuransi. Indra menambahkan,  sekitar 75 persen dana hasil IPO untuk memperkuat modal guna mengembangkan bisnis.
"Untuk sisanya sebesar 25 persen, itu untuk pengembangan usaha dalam bentuk penyertaan modal pada entitas anak (usaha ATPI), PT Tugu Reasuransi Indonesia," ujar dia  di Ballroom 3 The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Adapun perincian 75 persen dana hasil IPO untuk pengembangan bisnis, Â antara lain sekitar 54 persen ditujukan bagi pengembangan infrastruktur perusahaan.
Sisanya, yakni sebesar 36 persen bagi pengembangan infrastruktur teknologi informasi, dan 10 persen untuk rebranding dan promosi produk perseroan.
Saat ini, saham ATPI Â dikuasai oleh PT Pertamina (Persero), yaitu 65 persen. Di luar itu, saham sisa dimiliki oleh berbagai pihak maupun individu, seperti PT Sakti Laksana Prima 17,6 persen, Siri Taskiyah 12,15 persen, dan Mohamad Satya Permadi 5,25 persen.
Usai IPO, struktur kepemilikan saham perseroan berubah menjadi PT Pertamina (Persero) sebesar 55,25 persen, PT Sakti Laksana Prima sebesar 14,96 persen, Siti Taskiyah sebanyak 10,33 persen, Mohamad Satya Permadi 4,46 persen, dan publik sebesar 15 persen.
Advertisement