Sukses

Survei: Indonesia Tiga Teratas Negara Paling Optimistis di Dunia

Indeks Keyakinan Konsumen dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu optimisme mengenai prospek lapangan kerja lokal, keadaan keuangan pribadi, dan keinginan untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan.

Liputan6.com, Jakarta Conference Board bekerja sama dengan Nielsen merilis hasil studinya yang menunjukkan bahwa Indonesia masih termasuk di dalam negara yang paling optimistis di dunia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia di kuartal keempat 2017 adalah 125, sedikit menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang 127.

"Meskipun sedikit turun, Indonesia masih berada dalam urutan tiga teratas negara teroptimis di dunia setelah Filipina (131) dan India (130)," ujar Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (12/4/2018).

IKK dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu optimisme mengenai prospek lapangan kerja lokal, keadaan keuangan pribadi, dan keinginan untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan.

Dia menjelaskan untuk Indonesia, optimisme akan prospek lapangan kerja lokal turun dari 75 persen di kuartal ketiga 2017 menjadi 70 persen di kuartal keempat 2017. Sementara itu, optimisme akankeadaan keuangan pribadi stabil di 68 persen pada dua kuartal terakhir tahun lalu.

"Kabar baiknya adalah, di kuartal keempat 2017, 6 dari 10 (60 persen) konsumen mengatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah waktu yang baik untuk mereka berbelanja hal-hal yang mereka inginkan dan butuhkan. Indikator terakhir ini meningkat dari 56 persen di kuartal ketiga 2017," tuturnya.

Dia menuturkan, pada kuartal empat tahun lalu memperlihatkan bahwa ada lebih banyak konsumen yang memiliki keinginan untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan. "Ini merupakan indikator peluang bagi para pemilik merek, karena itu sangat penting untuk meningkatkan kedekatan dengan konsumen mereka," tambah Agus.

Selain itu, persepsi konsumen mengenai keadaan resesi ekonomi memperlihatkan tren yang menggembirakan di tiga kuartal sebelum kuartal keempat 2017; di mana secara berturut-turut 46 persen, 48 persen dan 53 persen konsumen mengatakan bahwa Indonesia tidak sedang dalam kondisi resesi ekonomi.

"Sayangnya, tren ini menurun di kuartal keempat 2017 di mana hanya ada 47 persen konsumen yang mengatakan bahwa negara tidak sedang dalam kondisi resesi ekonomi. Hal ini perlu menjadi perhatian, dan pemerintah perlu menemukan cara untuk mengembalikan positivitas konsumen. papar Agus.

Menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen untuk menggunakandana cadangan. Di kuartal keempat 2017, 67 persen konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk menabung, 44 persen memilih untuk menggunakannya untuk berlibur, dan 33 persen memilih untuk berinvestasi di saham atau reksadana.

 

2 dari 2 halaman

Kurangi Belanja

Terkait strategi menghemat pengeluaran rumah tangga, sebagian besar konsumen (49 persen) memilih untuk mengurangi belanja baju baru. Mengurangi biaya hiburan di luar rumah (46 persen), menunda upgrade teknologi baru (43 persen), mengurangi biaya berlibur (40 persen) dan mengurangi pembelian makanan siap antar di luar rumah (35 persen) juga menjadi strategi konsumen untuk menghemat pengeluaran rumah tangga.

Pada kuartal keempat 2017, kekhawatiran masyarakat Indonesia akan keadaan ekonomi meningkat menjadi 32 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (30 persen). Kekhawatiran akan toleransi antar umat beragama telah masuk dalam urutan 5 teratas kekhawatiran utama konsumen Indonesia dalam setahun terakhir, namun jumlahnya menurun di kuartal ini (16 persen) dari kuartal sebelumnya (18 persen).

Survei ini dilakasanakan pada periode 8 November hingga 23 November 2017 dan mensurvei lebih dari 32.000 konsumen online di 64 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Tengah Timur / Afrika dan Amerika Utara. Sampel termasuk pengguna internet yang setuju untuk berpartisipasi dalam survei ini dan memiliki kuota berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara. Margin kesalahan 0,6 persen di tingkat global.