Liputan6.com, Jakarta Studi kelayakan bank (bankable feasibility study) dari pengadaan proyek pengolahan bauksit menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) yang dikelola PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat ditargetkan selesai pada akhir April 2018.
Direktur Utama (Dirut) Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengonfirmasi ulang, bahwa proyek SGA itu hingga kini masih dalam tahap akhir studi kelayakan bank. Baru kemudian akan dilakukan pembebasan lahan pada dua bulan berikutnya.
Advertisement
Baca Juga
"Akhir bulan ini selesai bankable feasibility study-nya, pembebasan lahan Juni, mungkin di pertengahan tahun ini sudah bisa groundbreaking," kata dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Lebih lanjut dia mengatakan, proyek tersebut baru dapat beroperasi pada 2021 nanti.
Smelter Grade Alumina itu sendiri dikelola dengan konsep perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) yang melibatkan tiga perusahaan. Ketiganya yakni PT Inalum beserta anak usahanya Antam, dan Alumunium Corporation of China Ltd. (Chinalco).
Arie menyatakan, SGA Mempawah ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton alumina per tahun. Selanjutnya, hasil pengolahan itu akan dibagi rata untuk dua perusahaan induk yang terlibat dalam JV, yaitu Inalum dan Chinalco.
"Untuk 1 juta ton alumina itu, yang setengah juta akan diserap oleh Inalum, setengahnya oleh Chinalco," tandas dia
Antam Targetkan Produksi Feronikel Terbesar Sepanjang Sejarah Perusahaan
PT Aneka Tambang (Antam) Tbk terus berkomitmen tumbuh melalui pelaksanaan dan percepatan proyek-proyek pengembangan serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan sumber daya mineral. Langkah yang ditempuh dengan pengembangan bisnis hilir guna meningkatkan nilai tambah komoditas tambang perusahaan, salah satunya feronikel.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, peningkatan kemampuan produksi feronikel yang selama ini menjadi andalan perseroan tetap harus dijaga hingga bisa menyentuh angka 28 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi).
"Sebenarnya kapasitasnya memang bisa 28 ribu (TNi), tapi selama ini produksinya hanya di level sekitar 21.700 (TNi). Itu pun sudah dikatakan sebagai yang terbanyak dalam sejarah Antam," tuturnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Demi menggapai target tersebut, dia menyebutkan, jumlah produksi feronikel Antam pada Kuartal I 2018 adalah sekitar 6 ribu TNi. Menurut data Antam, ada peningkatan 107 persen dibanding produksi feronikel pada Kuartal I 2017, yakni sebesar 2.934 TNi.
Jika dikalikan empat untuk hitungan setahun, tambah Arie, itu sudah mencapai 24 ribu TNi, atau meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Jumlah itu masih dengan menggunakan equipment yang sama ya," ujar dia.
Â
Advertisement