Sukses

Produk Lokal Dikembangkan, Indonesia Bakal Punya 1.000 Startup Digital

Menurut Menperin, Indonesia merupakan negara yang potensial untuk tumbuh dan berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce) karena menjadi pasar terbesar di ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan Indonesia bisa menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang, dengan memiliki 1.000 startup berbasis digital.

Hal itu disampaikan Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. Menurut dia, valuasi bisnis 1.000 startup digital itu diperkirakan mencapai USD 100 miliar atau setara Rp 1.376 triliun.

Sedangkan total nilai e-commerce sebesar USD 130 miliar atau setara Rp 1.789 triliun. "Saat ini, baru tercatat sekitar 2 persen pelaku startup lokal dari total keseluruhan populasi masyarakat Indonesia," ujar Gati, Jumat (13/4/2018).

Guna mewujudkan sasaran 1.000 startup digital tersebut, Kemenperin turut serta dalam ajang Maker Fest 2018. Event itu merupakan gerakan empowering movement bagi kreator atau produsen lokal yang digagas oleh Tokopedia.

Menurut Gati, Maker Fest 2018 bertujuan untuk menumbuhkan lebih banyak pelaku industri kreatif di dalam negeri terutama generasi muda yang mampu mengembangkan produk dan merek nasional di kancah global.

Dengan target 1.000 startup ini, diharapkan produk-produk lokal Indonesia bisa dijual secara digital di marketplace. Seperti yang sudah ada sekarang adalah Tokopedia.com dan Bukalapak.com.

Maker Fest tahap I dilaksanakan di Lapangan Benteng, Medan, Sumatera Utara, pada 7-8 April 2018 lalu. Selanjutnya, Maker Fest rencananya diselenggarakan di delapan kota lainnya di seluruh Indonesia.

"Tujuannya untuk mendorong para wirausaha untuk mengkreasikan produk-produknya. Nantinya, akan ada kegiatan puncak untuk memilih tiga kreator dengan produk terbaik," ujar dia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, Indonesia merupakan negara yang potensial untuk tumbuh dan berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce) karena menjadi pasar terbesar di ASEAN.

"Potensi ini didukung dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, di mana penetrasi internet telah menjangkau sebanyak 90,5 juta jiwa dan di antara mereka sekitar 26,3 juta jiwa telah berbelanja secara online," kata Airlangga.

Saat ini, di ASEAN ada sekitar tujuh unicorn atau perusahaan startup yang memiliki valuasi di atas USD 1 miliar atau setara Rp 13,7 triliun. Empat di antaranya dari Indonesia, yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.

"Dalam pelaksanaan program e-Smart IKM, Kemenperin telah bekerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri," ujarnya.

Reporet: Rohimat Nurbaya

Sumber: Merdeka.com

 

Video Terkini