Sukses

7 Bank BUMN dan Asing Siap Danai Inalum Kuasai Saham Freeport

Ada tujuh bank nasional dan asing yang siap mendanai Inalum akuisisi saham Freeport Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum tengah mempersiapkan pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia yang selama ini menjadi hak Rio Tinto sebesar 40 persen. Salah satu yang disiapkan adalah dalam hal pendanaannya.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengaku sudah menawarkan kebutuhan pendanaan ini ke beberapa perbankan, baik bank BUMN maupun bank swasta. Hasilnya, banyak yang menyatakan kesiapannya.

"Sudah ada dari sindikasi perbankan. Semua ada tujuh bank siap-siap untuk berpartisipasi," kata Budi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (13/4/2018).

Dijelaskannya dengan tujuh bank tersebut, maka nilai sindikasinya sudah cukup untuk mendanai akuisisi hak partisipasi Rio Tinto di Freeport Indonesia. Hanya saja, dia enggan mengungkapkan berapa nilai dan siapa saja bank-bank yang terlibat.

Budi menegaskan, tujuh bank tersebut ada dari bank BUMN dan bank swasta asing. Pihaknya melibatkan bank swasta karena kapasitas bank pelat merah saat ini cukup terbatas.

"Jadi karena memang asetnya (aset Freeport Indonesia) bagus, dari pembiayaan tidak ada masalah," tegasnya.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, ‎tim negosiasi akan melaporkan perkembangan negosiasi harga 40 persen hak partisipasi Rio Tinto dalam mengelola tambang Grasberg Papua ke Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

‎Negosiasi tersebut terkait dengan harga hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen, yang akan dikonversi menjadi saham Freeport Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari proses divestasi Freeport menjadi 51 persen ke pihak nasional.

‎Menurut Fajar, harga yang sedang dinegosiasikan akan dilaporkan juga ke tiga pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut. Namun, dia belum bisa menyebutkan. Untuk target penyelesaian negosiasi, sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu April 2018.

"Belum, nanti dilaporin (angkanya).‎ Insyaallah (April selesai)," tutur Fajar.

‎Fajar melanjutkan, jika sudah ada kesepakatan harga hak partisipasi Rio Tinto, maka holding BUMN pertambangan selaku pihak yang akan mengambil alih 51 persen saham Freeport Indonesia akan mengeluarkan dana. Namun, jika dana yang dimiliki tidak cukup, holding BUMN Pertambangan yang dipimpin Inalum ini akan mencari dana melalui obligasi.

"Iya kalau sudah disetujui bisa langsung. Dari konsorsium, tergantung angkanya. Kalau angkanya kurang nanti bisa dari obligasi," tandasnya.