Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sepakat bekerjasama dengan China, salah satunya pengembangan kendaraan listrik. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya dua nota kesepahaman dan lima kontrak kerja sama antara perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dua nota kesepahaman yang berhasil disepakati adalah menyangkut pengembangan mobil dan motor listrik, serta pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.
"Kami tidak ingin hanya bicara, bicara, dan bicara saja. Tapi kami ingin melihat implementasi,” kata Luhut, di Jakarta, Sabtu, (14/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Untuk kontrak kerja sama pertama yang ditandatangani terkait pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kayan senilai USD 2 miliar. Kontrak yang kedua adalah pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas, dengan nilai kontrak senilai USD 700 juta.
Kontrak ketiga merupakan perjanjian investasi perusahaan gabungan (joint venture) untuk PLTA di Sungai Kayan senilai USD 17,8 miliar dan yang keempat adalah juga perjanjian investasi joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali dengan nilai kontrak USD 1,6 miliar.
Sedangkan kontrak kelima terkait pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan investasi USD 1,2 miliar.
"Kami ingin melihat terus terjalinnya kerja sama antar investor dari kedua negara, tidak hanya antar pemerintah saja,” tutur Luhut.
Kerja Sama di Empat Koridor Ekonomi
Luhut pun mendorong kerja sama di empat koridor ekonomi di Indonesia dengan nilai investasi mencapai total USD 51,930 miliar. Koridor pertama adalah pembangunan infrastruktur, Kuala Namu Aerocity, dan kawasan industri di Sumatera Utara.
Koridor kedua, pembangunan PLTA dan kawasan industri KIPI Tanah Kuning di Kalimantan Utara. Koridor ketiga adalah pembangunan Bandar Udara Internasional Lembeh, kawasan wisata Likupang, dan kawasan industri Bitung di Sulawesi Utara. Koridor yang terakhir adalah pembangunan techno park dan jalan tol di Bali.
Dalam menjalin kerja sama strategis dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Luhut menekankan pentingnya terus mendorong hubungan bisnis kedua negara demi kepentingan nasional.
Majunya China harus dipandang sebagai peluang untuk memajukan Indonesia. Peluang yang dimaksud adalah, untuk mencapai hasil akhir berupa peningkatan investasi di Indonesia yang memacu naiknya jumlah lapangan kerja, peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi.
"Kita harus cerdas (karena) semua (negara) melihat peluang. Tinggal sekarang pintar-pintaran lihat peluang supaya lebih banyak untung,” kata Luhut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement