Sukses

Risiko Konflik Suriah Mereda, Harga Emas Tetap Melambung

Pada pekan kemarin harga emas meloncat karena adanya kekhawatiran geopolitik terkait konflik di Suriah.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Senin yang lebih disebabkan oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas tetap naik meskipun kekhawatiran akan adanya konflik di Suriah mereda.

Mengutip Reuters, Selasa (17/4/2018), harga emas di pasar spot emas naik 0,10 persen pada USD 1.346,31 per ounce pada pukul 2.49 siang waktu New York.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik 0,21 persen menjadi USD 1.350,70 per ounce.

Pada pekan kemarin harga emas meloncat karena adanya kekhawatiran geopolitik terkait konflik di Suriah. Namun memang kenaikan harga emas sedikit tertahan karena adanya ekspektasi kenaikan suku bunga AS ke level yang lebih tinggi.

Pasukan dari AS, Inggris dan Prancis melakukan serangan udara ke Suriah pada Sabtu, dengan target tiga fasilitas senjata kimia utama di Suriah.

Dengan adanya aksi serangan tersebut harga emas naik mencapai USD 1.350,53 per ounce di pasar berjangka. Namun kenaikan tersebut tertahan karena belum terlihat lagi aksi balasan dan adanya serangan lanjutan.

"Beberapa risiko lain menyusul usai adanya serangan udara tersebut," jelas analis Capital Economics Simona Gambarini. Namun memang, ia melanjutkan, sampai saat ini risiko tersebut belum terliihat sehingga harga emas tidak melonjak tinggi.

2 dari 2 halaman

Konflik Suriah

Untuk diketahui, bersama koalisi militernya, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan militer ke Suriah. Menurut Presiden Amerika Serikat Donald Trump, tindakan ini dilakukan untuk merespons serangan senjata kimia di negara tersebut.

Dikutip dari laman BBC, pada Sabtu kemarin, kebenaran serangan militer itu disampaikan secara langsung oleh Trump lewat siaran televisi.

"Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Prancis dan Inggris tengah berlangsung saat ini," ujar Presiden Amerika Serikat tersebut.

Dalam pidatonya, Trump telah memberi persetujuan atas serangan militer di lokasi penyerangan senjata kimia di Suriah. Serangan ini dilancarkan sebagai balasan Amerika Serikat terhadap serangan senjata kimia di Douma pekan lalu, yang menurutnya dilakukan oleh pemerintah Suriah. Sejumlah ledakan pun dilaporkan telah terjadi di dekat ibu kota Suriah, Damaskus.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May membenarkan keterlibatan negaranya. "Tak ada alternatif praktis lainnya selain tindakan militer."

Meski demikian, Theresa May menegaskan bahwa serangan ini dilancarkan bukan dengan maksud mendesak pergantian rezim.

Presiden Trump mengatakan, serangan-serangan ini diarahkan pada sasaran terkait -- lokasi yang dinilai menjadi pusat kemampuan senjata kimia pemerintah Suriah.

Trump juga mengatakan, tujuan serangan militer ini dimaksud untuk membangun pencegahan terhadap produksi, penyebaran, hingga penggunaan senjata kimia.

Dikatakan oleh Trump, dugaan serangan kimia di Douma yang menurutnya dilancarkan oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad, bukanlah tindakan yang dilakukan oleh seorang lelaki, melainkan kejahatan yang dilakukan oleh monster.

Di lain sisi, Suriah membantah tuduhan telah melakukan serangan senjata kimia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: