Liputan6.com, Bandung - Demi meningkatkan pemasukan, PT Pindad (Persero) merintis lini bisnis produksi alat mesin pertanian (alsintan) sejak tahun lalu. Bekerja sama dengan Balitbang Kementerian Pertanian, Pindad telah memproduksi tiga jenis alsintan pada tahun ini.
"Pada 2017, kita mulai rintis rototanam yang berfungsi untuk menanam benih dan biji, traktor multiguna, dan mesin harvesting untuk panen, untuk padi bisa, jagung juga bisa," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Ade Bagdja dalam Press Gathering di Bandung, Senin, 16 April 2018.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ade, pengembangan bisnis dengan memproduksi alsintan tidak hanya untuk menggenjot laba perusahaan, melainkan untuk memecahkan kebuntuan atas hasil penelitian yang tak kunjung diindustrialisasi. Selama ini, hasil penelitian teknologi pertanian hanya menumpuk menjadi arsip tanpa bisa dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.
"Dulu ada isu bahwa banyak litbang di kementerian ini tidak berjalan. Ini persoalan bagaimana komunikasi dan koordinasi sehingga litbang menyiapkan desain mekanisnya dan diindustrialisasi oleh Pindad, sementara pemerintah yang back up dengan memberi bantuan serta kesempatan," kata Ade.
Ia meyakini, kolaborasi antara industri dan riset yang menciptakan inovasi bisa menyejahterakan masyarakat lebih cepat. Ia juga menyatakan produk alsintan hasil inovasi Pindad memiliki kelebihan dibandingkan produk alsintan impor.
Di antaranya, produk alsintan lebih ergonomis untuk petani di Indonesia dan layanan purna jual yang lebih terjangkau. Ke depan, Pindad berencana memproduksi mesin untuk pascapanen.
"Produk eskavator dan alsintan kita kalau mau ikut tender harus lewat e-katalog. Proses masuk LKPP itu juga harus lewati proses audit. Jadi, kemampuan Pindad (produksi alsintan) itu sudah berdasarkan pengecekan," kata Ade.
Permintaan dari Pemerintah
Saat ini, permintaan produk alsintan buatan Pindad datang dari pemerintah yang selanjutnya akan disalurkan ke petani di daerah-daerah. Pola pembelian ini dimaksudkan untuk membantu petani meningkatkan hasil produksi mengingat harga produk mencapai ratusan juta.
"Kalau langsung dibeli oleh petani, belum terjangkau karena harga per unitnya saja mencapai ratusan juta," kata Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu Fiantoro. Ia juga menambahkan mulai tahun ini, Pindad akan memproduksi masing-masing 50 buah untuk setiap jenis produk alsintan.
Bayu mengungkapkan pendanaan produksi alsintan berasal dari pinjaman jangka menengah dari Danareksa sebesar Rp 1 triliun yang didapatkan Pindad akhir tahun lalu. Bisnis alsintan, kata dia, adalah masa depan Pindad yang saat ini 80 persennya didominasi produk pertahanan dan keamanan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement