Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina (Persero) memutuskan perubahan susunan direksi pada Jumat (20/4/2018).
Hasil RUPSLB tersebut memutuskan mengganti lima direksi. Deputi Bidang Usaha Tambang, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menuturkan, keputusan tersebut dilakukan bersama dan mendapatkan masukan dari Dewan Komsaris.
Ada sejumlah hal jadi pertimbangan pergantian direksi. Pertama, ini dalam rangka memperkuat dan mempercepat implementasi holding. Kedua, melihat perkembangan kondisi terakhir. Hal itu melihat kecelakaan pipa di Teluk Balikpapan dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).
Advertisement
"Komisaris sudah melakukan kajian implementasi yang sangat komprehensif selama satu bulan penuh bersama direksi dan sudah dilaporkan kepada kementerian,” ujar dia.
Baca Juga
Ia menambahkan, kehadiran direktur baru tersebut dapat mempercepat rencana bisnis yang ada. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Direktur baru diharapkan dapat mempercepat proyek kilang refining development master plan (RDMP), pengalihan TPPI, holding dan dalam rangkat pelayanan kepada masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng membantah pergantian direksi ini bukan karena insiden Teluk Balikpapan. “Bukan karena itu tapi itu bagian dari rangkaian. Jadi semua aspek komisaris menilai,” kata dia.
Tanri mengatakan, ada perubahan direksi merupakan implementasi dari SK Nomor 39 yang dirumuskan pada 13 Februari 2018. Hal itu ada perubahan struktur dan nomenklatur.
"Tadinya hanya satu marketing menjadi tiga yaitu marketing corporate, marketing ritel, dan infrastruktur supply chain. Jadi ada tiga struktur baru yang tadinya hanya satu. Berarti yang dua itu baru hanya untuk mengisi tiga yang belum terisi yaitu ritel, logistic supply chain dan infrastruktur. Jadi dua itu mengisi, satu ganti,” kata dia.
Selain itu, Tanri melihat Pertamina juga harus segera melakukan kajian dari dampak perubahan biaya seiring kenaikan harga minyak. Kenaikan harga minyak dunia ini mempengaruhi biaya Pertamina. “Ini perlu penanganan yang intensif karena mempengaruhi kinerja keuangan Pertamina,” kata dia.
Elia Massa Manik Dicopot dari Dirut Pertamina
Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina (Persero) memutuskan perombakan direksi pada perusahaan ini. RUPSLB memutuskan pemberhentian dengan hormat Direktur Utama Elia Massa Manik.Selanjutnya Nicke Widyawati ditunjuk sebagai Plt Direktur Utama, menggantikan Elia Massa Manik.Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan ini sudah menjadi keputusan Menteri BUMN Rini M Soemarno.
"Ibu menteri telah buat keputusan yaitu pemberhentian Direksi Pertamina dan pengangkatan direksi," kata dia saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Sebanyak 5 direksi diberhentikan dalam hasil RUPS ini. Mereka adalah Direktur Utama, Direktur Pengolahan, Direktur Mega Proyek, Direktur Aset, dan juga Direktur Pemasaran Korporat."Dan untuk sementara Plt Dirut sekaligus Direktur SDM adalah ibu Nicke," jelas dia.
Berikut susunan direksi baru Pertamina:
Plt Direktur Utama sekaligus Direktur SDM: Nicke Widyawati
Direktur Pengolahan: Budi Santoso Syarif
Direktur Keuangan: Arief Budiman
Direktur Pemasaran Korporasi: Basuki Trikora Putra
Direktur Pemasaran Retail: Masud Hamid
Direktur Manajemen aset: M Haryo Junianto
Direktur MPP: Heru SetiawanDirektur infrastruktur: Gandhi Sriwidjojo
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement