Sukses

Berkat Les Privat, Guru Matematika Ini Jadi Miliarder

Liu Yachao adalah orang kedua yang menjadi miliarder dari perusahaan tersebut setelah sahamnya naik lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru matematika asal China baru saja menyandang status sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Adalah Liu Yachao, pria berusia 36 tahun yang mampu menangkap peluang bisnis dari tingginya permintaan tutor pelajaran matematika di negaranya.

Melansir laman Bloomberg, Senin (23/4/2018), Liu merupakan Chief Operating Officer (COO) dari TAL Education Group, perusahaan penyedia jasa tutor bagi siswa di China.

Liu adalah orang kedua yang menjadi miliarder dari perusahaan tersebut setelah sahamnya naik lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun lalu.

Liu dulunya merupakan guru matematika pertama yang bergabung dengan perusahaan tersebut.

Dari profesi tutor, dia lantas memimpin divisi penelitian dan pengajaran. Ia juga pernah memimpun pusat operasi jaringan dan pelatihan sekolah.

Baru kemudian ia menduduki posisinya yang sekarang. Kini ia memiliki 4,7 persen saham di TAL Education Group yang bernilai USD 1 miliar. Sementara pendiri TAL lainnya, Zhang Bangxin memiliki total kekayaan USD 6,6 miliar.

Perusahaan enggan memberi keterangan lebih lanjut mengenai kekayaannya keduanya.

"Pendapatan TAL sangat didorong oleh tingginya jumlah pendaftaran. Kami sangat positif tentang pasar pendidikan di China dengan tingginya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas diri," terang Connie Gu, analis di Bocom Internasional.

Para orangtua di China diketahui menghabiskan rata-rata USD 42.892 atau Rp 597 juta (USD 1=Rp 13.909) untuk pendidikan anak-anaknya.

Menurut laporan dari HSBC Holdings Plc., 93 persen dari total tersebut dihabiskan untuk membayar biaya les privat.

2 dari 2 halaman

Akui Aneh, Begini Cara Miliarder Jeff Bezos Gelar Rapat dengan Staf Amazon

Miliarder terkaya di dunia, Jeff Bezos, mengaku dirinya menggagas cara rapat paling aneh di Amazon, perusahaan yang dipimpinnya. Bezos melarang penggunaan PowerPoint dalam setiap rapat sejak bertahun-tahun lalu dan memilih menggunakan memo.

Melansir laman Business Insider, Senin (23/4/2018), tak peduli apa pun keahlian atau jabatannya, Anda harus menjadi penulis dan pembaca yang baik saat berada di tengah rapat Amazon. Bezos mengakui kebiasaan itu cukup aneh dalam sebuah wawancara di George Bush Presidential Center.

"Tak ada PowerPoint digunakan di dalam Amazon. Saat kami merekrut eksekutif baru dari luar, kami menjelaskan ini adalah budaya rapat paling aneh yang akan Anda temukan," tutur Bezos.

Pria dengan total kekayaan USD 126,5 miliar ini menjelaskan, setiap rapat, pimpinan rapat harus menyiapkan memo sekitar enam halaman. Memo tersebut ditulis secara naratif dan terstruktur.

"Memo itu harus berisi kalimat-kalimat sungguhan dan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan topik serta kata kerja. Bukan cuma sekadar poin-poin. Memo harus memiliki konteks untuk diskusi yang akan dilakukan," terangnya.

Ketika rapat, setiap orang harus duduk dan membaca memo dalam senyap. Kegiatan tersebut biasanya memakan waktu setengah jam. Setelah itu, seluruh peserta rapat membahas isi memo tersebut.

"Untuk banyak alasan, rapat semacam ini jauh lebih baik dibandingkan presentasi PowerPoint pada umumnya," ucapnya.

Dia menjelaskan, menulis adalah hal yang brilian. Memo yang panjang mengharuskan penulis memahami subjek dengan baik. Bekerja bukan soal harus cepat saja, tapi butuh usaha keras.

"Memo yang bagus butuh waktu seminggu atau lebih," ujarnya dalam kesempatan terpisah.

Menurut dia, memo yang dibuat dengan baik akan menghasilkan rapat berkualitas tinggi. Budaya rapat Amazon sebenarnya tak aneh mengingat Bezos adalah pencinta buku.

Dia bahkan memulai Amazon sebagai toko buku online. Jadi, membaca adalah sejenis DNA perusahaan.

Tonton Video Ini: