Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyetujui rencana pembagian dividen tunai final sebesar USD 250 juta atau setara Rp 3,47 triliun (estimasi kurs 13.900 per dolar AS) untuk tahun buku 2017. Jumlah tersebut naik 150 persen jika dibanding dengan pembagian dividen untuk tahun buku 2016.
Pembagian tersebut termasuk dividen tunai interim sebesar USD 100 yang telah dibayarkan pada 12 Januari 2018 silam. Jumlah dividen uang dibagikan tersebut merupakan 51 persen dari perolehan laba tahun lalu sebesar US$ 483,3 juta.
Advertisement
Baca Juga
Adapun sisa laba bersih perseroan akan disisihkan sebagai cadangan, seperti yang diatur dalam Pasal 70 UU No 40 Tahun 2017. Separuh lainnya dialokasikan sebagai laba ditahan.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyatakan, pembagian dividen ini merupakan kewajiban perusahaan untuk para pemegang saham atau Stakeholders.
"Stakeholders kita macam-macam. Pertama, pemerintah pusat dan pemerintah daerah," tuturnya di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Kinerja Perusahaan
Sementara itu, Director and Chief Financial Officer Adaro Energy, David Tendian menyampaikan, EBITDA perusahaan telah direvisi dari USD 1,3 miliar-1,5 miliar menjadi USD 1,1 miliar-1,3 miliar.
Perubahan itu diumumkan seiring dengan munculnya regulasi baru untuk Domestic Market Obligation (DMO) atau harga pasar domestik batubara yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), yakni sebesar USD 70 per ton.
"Dengan USD 70 itu tentu akan ada impact negatif ke EBITDA kami. Makanya pada kesempatan ini, di RUPST ini, kita juga merevisi target EBITDA ke USD 1,1 miliar sampai 1,3 miliar," tukas David.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement