Liputan6.com, Jakarta Center of Reform on Economics (CORE) memprediksi investasi pada sektor industri manufaktur bakal meningkat di 2018. Indikasi tersebut terlihat dari peningkatan pada index pengukur (Purchasing Manager Index/PMI) pada sektor manufaktur Nikkei maupun peningkatan Prompt Manufactur Index (PMI) Bank Indonesia (BI).
"Di sektor manufaktur, investasi yang menurun sepanjang tahun lalu berpotensi meningkat di tahun ini," ungkap Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhammad Faisal di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Baca Juga
Dia menjelaskan PMI Nikkei meningkat tipis pada kuartal pertama 2018 ini. Pada kuartal pertama tahun ini, PMI Nikkei mencapai 50,7 persen atau meningkat 0,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 50,1 persen.
Advertisement
PMI BI, pun meningkat cukup signifikan pada kuartal pertama tahun 2018. Pada kuartal pertama 2018 ini, PMI BI meningkat 4,02 poin dari kuartal pertama 2017 menjadi 51,97.
"Nilai indeks PMI diatas 50 ini menunjukan adanya ekspansi produksi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur melihat adanya perbaikan permintaan. (Tentu hal) ini akan mendorong investasi di sektor manufaktur yang lebih baik,"Â jelas dia.
Peningkatan realisasi investasi juga diprediksi meningkat pada sektor primer seperti pertanian dan migas (Minyak dan Gas). Hal tersebut didukung deregulasi (pemangkasan perizinan) yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sebagai salah satu contohnya, Kementerian ESDM sudah memangkas sekitar 18 regulasi. Selain itu 23 sertifikasi, perizinan dan rekomendasi di sektor migas juga sudah dipangkas oleh Kementerian ESDM.
Menurut dia, pada kuartal pertama 2018 saja, investasi dibidang hulu migas mengalami peningkatan yang cukup besar. Tercatat pada triwulan pertama, investasi sektor migas meni giat 26,3 persen (yoy).
Di sektor pertanian, nilai investasi mengalami kenaikan rata rata sebesar 56,7 persen untuk PMA. Sedangkan PMDN mengalami peningkatan 14,2 persen setiap tahunya. Peningkatan ini didorong oleh penyesuaian dan pencabutan regulasi sebanyak 241 dan 50 peraturan keputusan Menteri Pertanian.
"Investasi sektor Primer (pertanian dan migas) meningkat karena adanya diregulasi peraturan pemerintah dibawah Kementan dan KemenESDM," kata Faisal.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
 Tonton Video Pilihan Ini:
Sektor Lain
Sebaliknya, sektor konstruksi diprediksi akan mengalami pelemahan di sisa kuartal tahun 2018 ini. Padahal sebelumnya, sektor konstruksi menjadi penunjang investasi seiiring maraknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
Pelemahan investasi di sektor konstruksi tidak terlepas dari rencana pemerintah untuk membatalkan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN), khususnya yang hingga saat ini belum terealisasi.
Selain itu, melemahnya investasi konstruksi juga dikarenakan maraknya kecelakaan konstruksi yang belakangan banyak terjadi dalam pembangunan infrastruktur.
"Dari sisi investasi pembangunan infrastruktur yang merupakan prioritas pemerintah masih menjadi kontributor penting tumbuhnya investasi tahun ini. Tapi, investasi sektor ini konstruktif berpotensi melemah," tandasnya.
Advertisement