Sukses

Pembicaraan Sanksi kepada Iran Tekan Harga Minyak

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 94 sen menjadi USD 67,70 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak ini karena adanya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) akan kembali memberikan sanksi kepada Iran.

Mengutip Reuters, Rabu (25/4/2018), harga minyak Brent merosot 85 sen atau 1,1 persen dan menetap di USD 73,86 per barel. Sebelumnya dalam sesi yang sama harga minyak sempat menyentuh USD 75,47 per barel yang merupakan level tertinggi sejak November 2014.

Sedangkan untuk harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 94 sen menjadi USD 67,70 per barel.

Diskon antara harga minyak WTI dengan Brent mencapai USD 6,32 per barel, terbesar sejak 2 Januari. Melebarnya harga kedua patokan harga minyak tersebut karena peningkatan produksi AS.

Harga minyak melemah usai adanya pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan kepada Iran.

Dalam konferensi pers bersama, Trump mengatakan bahwa AS tidak akan mengulangi ancaman seperti apa yang telah dilakukan sebelumnya. Sanksi kepada Iran ini bisa membahayakan kemampuan Iran untuk mengekspor minyak mentah.

Analis OANDA Stephen Innes mengatakan bahwa sanksi baru kepada Teheran ini bisa mendorong harga minyak naik hingga USD 5 per barel.

 

2 dari 2 halaman

Pasokan Bertambah

Harga minyak tertekan juga karena adanya laporan dari Baker Hughes yang menyatakan bahwa terdapat penambahan lima rig di tambang minyak Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Padahal para analis memperkirakan adanya pengurangan stok minyak mentah di AS.

Total sumur pengeboran minyak yang beroperasi di AS mencapai 820 buah. Angka tersebut tertinggi sejak Maret 2015.

Lebih dari separuh total sumur pengeboran yang beroperasi ini berada di Permian, sebelah barat Texas dan timur New Mexico.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: