Sukses

Pertamina: Sumur Minyak di Aceh yang Terbakar Bukan Milik Kami

Tercatat 10 korban jiwa dan puluhan warga mengalami luka bakar akibat kebakaran sumur minyak.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membantah tuduhan atas kepemilikan sumur minyak yang terbakar di Aceh Timur. Perusahaan minyak dan gas (migas) nasional tersebut menyatakan bahwa sumur minyak yang terbakar tersebut bukan milik mereka.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina memang ikut menangani kebakaran di sumur minyak di Aceh Timur. Namun, sumur yang terbakar tersebut bukan milik Pertamina. 

"Bukan milik kami, Setahu saya Pertamina hanya ikut membantu memadamkan saja. Jadi bukan sumur punya Pertamina‎," kata Syamsu, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Menurutnya, kebakaran sumur tersebut tidak ada kaitannya dengan kegiatan Pertamina. Pengeboran sumur dilakukan secara ilegal oleh masyarakat.

"Enggak ada kaitannya dengan Pertamina. Itu ilegal. Masyarakat yang melakukan pengeboran di sana," paparnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan kebakaran sumur minyak di Aceh Timur merupakan‎ kegiatan pengeboran ilegal.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, sumur minyak tersebut merupakan bagian dari Wilayah Kerja Migas yang dikelola Pertamina EP Aset I bersama dengan Badan Usaha Milik Daerah.

"Sumurnya ada di wilayah Pertamina EP Aset I, dikelola dengan kerja sama operasi dengan BUMD," kata Wisnu, saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurut Wisnu, meski wilayah kerja Pertamina EP, sumur yang terbakar tersebut di bor secara ilegal oleh masyarakat. Artinya, pengoperasian sumur tersebut tanpa sepengetahuan dari Pertamina dan pihak BUMS. 

Saat ini kebakaran di sumur tersebut masih dalam penanganan pihak berwenang.

"Jadi ditekankan bahwa sumur berada di Wilayah Kerja Migas Pertamina EP Aset I, tetapi penge‎borannya ilegal dilakukan masyarakat umum," tandas dia. 

2 dari 2 halaman

Ledakan Besar

Untuk diketahui, warga di Jalan Pendidikan Dusun Kamar Dingin, Desa Pasir Puteh, Kecamatan Rantau Peureulak, Aceh Timur mendadak tersentak akibat suara ledakan yang terdengar sekitar pukul 01.30 WIB. Suara ledakan itu berasal dari sebuah sumur minyak salah seorang warga di lahan milik Zainabah.

Sumur ini merupakan sumur minyak yang dibor secara tradisional. Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan kronologi kejadian terbakarnya sumur minyak milik warga itu.

"Rabu, tanggal 25 April 2018, sekira pukul 24.00 WIB telah keluar minyak dari sumur yang dibor secara tradisional, belum diketahui pemilik sumur tersebut," kata Sutopo dalam keterangan resminya, Rabu (25/4/2018).

Sutopo menambahkan, sumur itu mengeluarkan minyak dan gas. Pada saat bersamaan, datang sekelompok warga yang ingin mengambil tumpahan minyak di sumur minyak itu yang tidak tertampung dengan cara dileles.

"Adapun sekelompok orang yang sedang mencari minyak mentah tersebut berjumlah lebih dari 10 orang, yang belum diketahui datanya (sedang dalam proses pencarian data)," kata dia.

Pada pukul 01.30 WIB, tiba-tiba muncul percikan api di sekitar lokasi sumur bor tersebut, yang seketika langsung menyambar seputaran lokasi pengeboran dan penampungan minyak.

"Pukul 01.30 WIB terjadi ledakan yang menimbulkan kebakaran, penyebab terjadinya kebakaran belum diketahui," Sutopo menandaskan.

Semburan api yang besar mengakibatkan puluhan orang yang berada di sekitar lokasi mengalami kebakaran dan diperkirakan korban tidak sempat menyelamatkan diri pada saat kejadian. Pada 02.30 WIB, dua unit mobil pemadam kebakaran dari wilayah Peureulak tiba di lokasi kejadian membantu untuk memadamkan semburan api.

Tercatat 10 korban jiwa dan puluhan warga mengalami luka bakar akibat kebakaran sumur minyak ini. Jenazah korban terbakar dibawa ke puskemas Ranto Peureulak dan korban luka saat ini telah dirujuk ke RSU Zubir Mahmud (Idi Rayeuk), RS Graha Bunda (Idi Rayeuk), dan RSU Sultan Abdul Azis Syah (Peureulak).  

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: