Sukses

Tingginya Tensi Geopolitik AS dan Iran Picu Kenaikan Harga Minyak

Harga minyak dunia naik pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena didorong berbagai faktor.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena didorong berbagai faktor. Utamanya didorong karena rencana pemberian sanksi baru dari Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, penurunan output Venezuela, dan penguatan dolar AS.

Mengutip Reuters, Jumat (27/4/2018), harga minyak mentah Brent berjangka yang menjadi patokan harga global naik 74 sen menjadi ke posisi USD 74,74 per barel. Sementara harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) mendaki 14 sen menjadi USD 68,19 per barel.

"Harga minyak sangat baik sejauh ini karena penguatan dolar AS," ucap Presiden dari Blue Line Futures di Chicago, Bill Baruch.

Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama menguat. Indeks Dolar (DXY) mencapai level tertinggi sejak pertengahan Januari ini.

"Saya perkirakan bagus di minggu ini mengingat ketidakpastian seputar kesepakatan Iran (nuklir)," Baruch menambahkan.

Seorang penasihat senior pemimpin tertinggi Iran mengatakan, Teheran tidak akan menerima perubahan apapun pada kesepakatan nuklir 2015. Harapannya Presiden AS, Donald Trump tetap berkomitmen pada perjanjian itu.

Ini terjadi pasca Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan bahwa Trump akan menarik AS keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran.

Trump juga akan memutuskan mengenai sanksi terhadap Iran pada 12 Mei ini, apakah akan menerapkan kembali sanksi AS terhadap Iran. Kemungkinan besar langkah ini akan mengurangi ekspor minyak dari Iran.

"Harga minyak (naik) bukan saja karena adanya kemungkinan sanksi AS ke Iran, tapi juga sanksi Venezuela dan Rusia," kata Manajer Riset Pasar di Tradition Energi, Gene McGillian.

 

2 dari 2 halaman

Produksi Minyak Venezuela Turun

Di sisi lain, produksi minyak Venezuela PRODN-VE telah jatuh 40 persen dalam dua tahun. Uni Eropa mengatakan awal bulan ini akan memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap Venezuela karena adanya pelanggaran demokrasi.

Data menunjukkan impor minyak mentah oleh pembeli utama Asia akan mencapai rekor pada bulan ini. Di akhir April, China akan mengimpor minyak lebih dari 9 juta barel per hari atau hampir 10 persen dari konsumsi global.

Sementara itu, produksi minyak mentah AS melonjak mencapai 10,59 juta barel per hari pada pekan lalu, dan telah mendorong kenaikan ekspor AS mencapai rekor tertinggi.