Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk menyatakan, volume penjualan rokok produksi perusahaan di kuartal I 2018 belum membaik. Tercatat adanya penurunan volume produksi sebesar 2,3 persen pada industri rokok di Indonesia.
"Sebagian besar mencerminkan kondisi belanja konsumen yang menurun. Ditambah dengan adanya kenaikan harga jual yang dipicu oleh kenaikan pajak cukai yang lebih tinggi dari tingkat lnflasi," kata Presiden Direktur HM Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis saat paparan publik di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Bahkan sepanjang 2017, perusahaan juga sempat mengalami penurunan volume industri rokok sebesar 2,6 persen yang diakibatkan oleh melemahnya konsumsi konsumen dan adanya pergeseran perilaku konsumen.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk tahun ini, perusahaan terus mengantisipasi penurunan industri sebesar 1-3 persen,"ujarnya.
Meski volume penjualan belum cukup membaik. Namun pangsa pasar Sampoerna di kuartal I 2018, kata dia naik menjadi 33,2 persen dengan berhasil melakukan penjualan sebanyak 23 miliar batang rokok.
"Ini didorong oleh kinerja yang kuat dari Marlboro Filter Black, serta Dji Sam Soe Magnum Mild, SKM dengan rasa yang lebih ringan hasil pengembangan lini merek Dji Sam Soe, yang diluncurkan pada Mei 2017," kata dia.
Dari segmentasi masing-masing rokok tersebut menunjukkan bahwa pada Malboro Filter Black, pangsa pasar kuartal I 2018 mencapai 2,6 persen, dibanding periode yang sama sebelumnya pada 2017 sebesar 1,0 persen. Sedangkan Dji Sam Soe Magnum Mild juga mencapai pangsa pasar 4 persen.
Â
Reporter :Â Dwi Aditya Putra
Sumber :Â Merdeka.com
Â
Â
Selanjutnya
Sementara SKM Dji Sam Soe juga memiliki pangsa pasar mencapai 46,1 persen pada kuartal I ini. Hal tersebut meningkat bila dibanding periode sebelumnya tahun lalu yang hanya mencapai 42,8 persen.
Mindaugas menyatakan sepanjang 2017, Sampoerna mencatat kepemilikan pangsa pasar sebesar 33 persen dan volume penjualan tahunan sebesar 101,3 miliar batang. Pangsa pasar ini, mencakup segmen Sigaret Kretek Mesin atau SKM (22,7 persen), segmen Sigaret Kretek Tangan atau SKT (6.6 persen), dan Sigaret Putih Mesin atau SPM (3,7 persen).
Selain itu, Sampoerna juga mencatatkan pendapatan bersih sepanjang 2017 sebesar Rp 99,1 triliun, atau naik 4 persen dibandingkan 2016. Perusahaan juga mencatat perolehan laba sebesar Rp 12,67 triliun, turun 1 persen dari Rp 12,76 triliun pada 2016. Perseroan juga memutuskan membagikan dividen sebesar Rp 107,3 per lembar saham pada 2017.
Advertisement