Sukses

Simak, Begini Cara Pasang Tabung LPG yang Benar

PT Pertamina terus mensosialisasikan cara penggunaan atau memasang tabung LPG yang baik dan benar. Begini lho caranya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali mengajak masyarakat untuk terus memperhatikan penggunaan LPG yang baik dan benar. Hal ini penting untuk meminimalisir risiko ledakan maupun kebakaran yang dapat merugikan masyarakat. 

Unit Manager Communication & CSR MOR III, Dian Hapsari Firasati menjelaskan, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan LPG adalah memastikan kondisi LPG baik saat akan dipasang, memperhatikan kondisi ruangan yang harus memiliki ventilasi yang cukup, serta adanya pengecekan berkala kompor dan selang sebelum memulai memasak.

“Hal utama yang perlu diperhatikan saat kita akan memasang LPG adalah untuk dapat mematikan dan jauhkan sumber api terlebih dahulu, setelah itu perlu diperhatikan juga sebelum memasang tabung pastikan karet penyekat sudah terpasang dengan benar dan pastikan tidak rusak atau sobek, selang harus terpasang erat dengan penjepit regulator maupun kompor, serta pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk," kata dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (29/4/2018). 

Adanya dengan kejadian kebocoran gas di kawasan pemukiman di RT 012 RW 002, Kampung Pulo, Jakarta Timur kemarin (28/4/2018) diduga karena berkumpulnya gas di ruang tertutup, sehingga Pertamina kembali mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan keamanan LPG.

"Kami ikut prihatin atas kejadian tersebut. Untuk itu kami kembali mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan bagaimana sebaiknya apabila terjadi kebocoran pada tabung LPG agar dapat ditindak dengan cara yang baik dan benar," terang Dian.

Lebih lanjut Dian menuturkan, apabila terjadi kebocoran, Pertamina imbau masyarakat untuk tidak panik dan melakukan beberapa langkah berikut yaitu cabut regulator dari tabung, tutup valve dengan kain basah dan bawa tabung keluar ruangan, serta diletakkan ke tempat terbuka. Jangan menyalakan api atau listrik saat terjadi kebocoran gas serta jangan menaruh stop kontak dekat kompor.

Selain itu, untuk pencegahan pastikan beberapa hal lain yang perlu diperhatikan untuk keamanan penggunaan LPG adalah memastikan kompor dan tabung LPG diletakkan di ruangan dengan sirkulasi dan ventilasi udara yang baik.

“Kami harap kejadian serupa tidak terjadi kembali dan kita sama-sama sebagai masyarakat dapat saling peduli untuk mengingatkan dan membudayakan mementingkan keamanan dalam penggunaan LPG.”, tutup Dian.

2 dari 2 halaman

Pertamina Khawatir Impor LPG Semakin Besar

PT Pertamina (Persero) menghawatirkan impor Liqufied Natural Gas (LPG) semakin meningkat. Hal ini diakibatkan menurunnya produksi dari sumur gas dalam negeri.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, saat ini 70 persen LPG yang dikonsumsi Indonesia berasal dari impor. Berdasarkan catatan Pertamina, konsumsi LPG Indonesia per tahun mencapai 7,5 juta metrik ton (mt).

"LPG impor 70 persen, impornya akan semakin naik ini ada masalah teknis," kata Massa, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengungungkapkan, ‎kekhawatiran tersebut timbul akibat penurunan produksi bahan baku LPG yaitu Propan (C3) dan Butan (C4) dari sumur gas di dalam negeri. Hal ini akibat dari penurunan alami karena kandungannya semakin menipis.

"Karena gas kita dari Tangguh banyak tapi C1 C2, Badak turun, Mahakam gas  C3 C4 sekarang turun, sebab itu wajar saja  berkurngg karena geologi," papar Syamsu.‎

Menurut Syamsu, haru ada pemikiran jangka panjang untuk mengalirkan ketergantungan LPG dengan bahan bakar jenis lain. Pasalnya suatu saat pasokan LPG dari dalam negeri akan habis, sehingga untuk memenuhi kebutuhan seluruhnya dipasok dari luar negeri.

"Harus ada pemikiran penggunaan LPG ke depan, LPG nggak bisa jangka panjang, kedepan karena produksi dalam negeri berkurang impor semakin besar suatu saat 100 persen. kalau tidak ada konversi ke gas pipa atau kompor listirk akan semakin jauh dari ketahan energi, karena kebutuhan semakin besar," tutup Syamsu.

Video Terkini