Liputan6.com, Serang - Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) mempersiapkan penanganan inflasi di Banten terutama jelang Ramadan. Hal itu dilakukan mengingat saat puasa, permintaan bahan pokok meningkat tajam. Sedangkan persediaan terbatas sehingga dapat meningkatkan inflasi di daerah.
"Perlu menjaga stok kecukupan bahan pangan strategis di seluruh wilayah kabupaten kota di Banten. Mewujudkan kerja sama antardaerah, termasuk dengan TPID provinsi lain, apabila diperlukan," kata Rahmat Hernowo, Wakil Ketua TPID Banten, Selasa (1/5/2018).
Kepala Perwakilan BI Banten ini mengaku akan memperkuat aspek distribusi barang, dengan mendata dan monitoring izin gudang penyimpanan barang terutama sembako, secara berkala. Selain itu,masyarakat pun diimbau untuk berbelanja secara wajar jadi ketersediaan barang di pasar tak terganggu.
Advertisement
Baca Juga
"Kami akan melakukan pemantauan pasar, mengaktifkan peran satgas pangan, termasuk melaksanakan pasar murah di seluruh kabupaten dan kota," ujar dia.
TPID di delapan kabupaten dan kota di Banten, melalui dinas teknis dan dinas perindustrian dan perdagangan (Diperindag) melakukan pendataan terbaru kondisi gudang yang ada di wilayahnya.
"Menugaskan TPID Kabupaten dan kota untuk menyiapkan materi komunikasi dan menginformasikan kepada masyarakat. Termasuk berkoordinasi dengan tokoh-tokoh agama yang dapat membantu dalam mengarahkan ekspektasi masyarakat," ujar dia.
Â
Harga Pertalite Naik, Inflasi Masih Aman?
Sebelumnya, langkah Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dikhawatirkan akan memicu lonjakan inflasi. Sebab, kenaikan harga BBM ini berpotensi mendorong kenaikan harga barang kebutuhan pokok masyarakat.
Direktur Eksekutif Institute fo Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartari, menyatakan, kenaikan Pertalite memang akan mendorong kenaikan pada sejumlah barang kebutuhan pokok masyarakat, khususnya pangan.
"Ini terbukti di minggu-minggu ini begitu ada informasi Pertamina menaikkan Pertalite dan Pertamax maka harga kebutuhan pokok termasuk harga cabai dan bawang naik dua kali lipat di berbagai pasar-pasar tradisional," ujar dia di Jakarta, Selasa 27 Maret 2018.
Namun demikian, kata dia, masyarakat pasti akan mencari solusi guna mengatasi kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Salah satunya dengan menurunkan permintaan terhadap barang-barang nonkebutuhan pokok. Dengan demikian, meski harga barang meningkat, inflasi tetap terjaga di level rendah.
"Kalau inflasi relatif akan tetap terkendali karena kontribusi energi ini lebih pada volatile food dan bahan pokok. Masyarakat pasti akan mencari solusi sendiri untuk mengatasi tekanan biaya hidup. Nah mereka yang penting pasti memenuhi kebutuhan pokok. Konsekuensinya permintaan terhadap barang nonpokok, pasti turun. Kalau itu turun, pasti inflasinya rendah," tutur dia.
Menurut Enny, hal ini sama seperti yang terjadi di sepanjang 2017 dan awal tahun ini di mana inflasi relatif rendah karena masyarakat mengurangi konsumsi untuk barang-barang di luar kebutuhan pokok."Inflasi 2017 sebesar 3,6 persen. Inflasi di Januari kurang dari 0,5 persen, hanya 0,3 persen dan Februari 0,4 persen karena lebih pada tekanan kenaikan harga beras dan pangan yang paling dominan," tandas dia.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Advertisement