Sukses

Rupiah Kembali Melemah, Hampir Sentuh 14.000 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.928 per dolar AS hingga 13.960 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Pelaku pasar menunggu hasil keputusan rapat Bank Sentral AS. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (2/5/2018), rupiah dibuka di angka 13.928 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.913 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.928 per dolar AS hingga 13.960 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,91 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.936 per dolar AS, melemah dalam jika dibandingkan dengan patokan Senin kemarin yang ada di angka 13.877 per dolar AS.

Dolar AS memang melonjak pada perdagangan hari ini ke level tertinggi dalam empat bulan. Penguatan ini menjelang pertemuan Bank Sentral AS.

Sebagian besar analis menyebutka bahwa Bank Sentral AS akan tetap menaikkan suky suku bunga pada Juni nanti.

"Kami melihat penurunan penjualan dolar AS di awal tahun, tetapi jika melihat data pekerjaan AS yang menunjukkan kenaikan upah maka akan mendorong nilai tukar dolar AS ke level yang lebih tinggi," jelas analis Barclays Capital, Tokyo, AS, Shinichiro Kadota.

2 dari 2 halaman

Naikkan Suku Bunga

Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed menjelaskan, dolar AS terus menguat karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan peningkatan imbal hasil obligasi AS. " Untuk antisipasi BI mungkin terpaksa meningkatkan suku bunga acuan guna menyelamatkan rupiah," jelas dia.

Indeks Dolar mencoba menguji level 92, harga yang terakhir tersentuh pada 11 Januari. Beberapa bulan lalu, nilai tukar dolar AS diduga akan tetap rendah karena kinerja ekonomi yang baik di Uni Eropa dan dunia, tapi ternyata ekonomi AS berbinar sejak awal tahun sedangkan Uni Eropa dan Inggris justru terlihat melambat.

Selisih suku bunga mungkin akan menjadi indikator yang baik ke depannya mengenai nilai tukar Dolar. Hubungan antara imbal hasil dan Dolar telah kembali, setelah sempat menghilang di awal tahun.

Jika besok Bank Sentral AS terdengar sedikit lebih hawkish dan NFP memberi kejutan positif, imbal hasil Treasury 10-tahun dengan mudah dapat mencapai 3 persen dan dolar AS berpotensi semakin melejit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: