Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak ingin bekerja dengan rasa bahagia dan bisa menjamin masa depan? Tentu ini merupakan dambaan bagi setiap orang, termasuk Anda, bukan?
Namun sayangnya, tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan seperti ini dalam waktu dekat. Maka tak jarang, banyak orang yang akhirnya memilih untuk resign.
Advertisement
Baca Juga
Ada banyak alasan seseorang untuk resign, mulai dari tidak nyaman dengan lingkungan kerja seperti atasan yang galak, tidak naik jabatan padahal sudah bekerja sebaik mungkin, tidak dihargai, atau rekan kerja yang suka bergosip dan tak suka dengan Anda, hingga sulit memiliki waktu luang untuk keluarga.
Namun, ada pula alasan resign lainnya yang ingin mencoba peruntungan kariernya di luar perusahaannya saat ini atau ingin menjadi pengusaha atau mencoba berbisnis.
Keputusan resign kerja adalah keputusan besar dan sebenarnya tidaklah mudah. Ini dikarenakan bisa membawa pengaruh tidak kecil bagi kehidupan sehari-hari. Terutama dari sisi finasial.
Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk resign, alangkah baiknya Anda memutuskannya dengan matang-matang dan kepala dingin agar tidak menimbulkan penyesalan kemudian.
Lantas, bagaimana jika sudah mantap untuk resign kerja? Tak ada yang bisa menyalahkannya, itu semua adalah keputusan Anda yang nantinya harus Anda pertanggungjawabkan.
Namun, ada baiknya sebelum Anda resign, cobalah persiapkan beberapa hal terlebih dahulu, terutama dari sisi finansial.
Bagi Anda yang sudah mantap untuk resign, Anda harus menyiapkan tabungan atau dana darurat sebaik mungkin. Dana darurat ini nantinya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup jikalau Anda tidak lagi bekerja atau harus terpaksa menganggur dulu sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
Kapan harus menyiapkan tabungan atau dana darurat ini?
Tabungan atau dana darurat harus dikumpul sejak jauh-jauh hari sebelum resign. Dana darurat ini paling tidak harus dipersiapkan 6 bulan atau 1 tahun sebelum Anda memutuskan resign.
Kira-kira, berapa jumlah tabungan atau dana darurat yang dibutuhkan?
Idealnya, nilai dana darurat adalah sebesar bagian dari penghasilan yang selalu Anda habiskan untuk konsumsi. Bila Anda telah berkeluarga dan memiliki anak, siapkan paling tidak 12 kali nilai pengeluaran bulanan. Dengan demikian, ketika memasuki masa resign, Anda tidak perlu terlalu kaget dengan situasi finansial.
Advertisement
9 Hal Lain yang Harus Dipersiapkan
Selain tabungan atau dana darurat, ada beberapa persiapan lain yang juga harus Anda persiapkan. Berikut uraiannya, seperti yang dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber:
1. Membuat Asuransi
Setelah resign, beberapa fasilitas perusahaan seperti asuransi kesehatan, kecelakaan, dan bahkan jiwa bagi Anda dan keluarga akan hilang. Oleh karenanya, sebelum mengajukan surat resign, ada baiknya untuk membuat asuransi sesuai kebutuhan Anda dan keluarga.
2. Lunasi Semua Tagihan Kartu Kredit
Jika Anda berniat resign, pastikan Anda melunasi semua utang kartu kredit dahulu. Hindari membayar tagihan dengan angsuran terendah. Jika memang Anda memiliki dana, sebaiknya bayar semua tagihan tanpa tersisa. Hal ini penting agar saat resign nanti, Anda tidak memiliki tanggungan untuk membayar tagihan kartu kredit.
3. Menjual Barang yang Tidak Terpakai
Jika memang Anda membutuhkan uang tambahan selama mencari pekerjaan baru, Anda bisa menjual barang-barang yang sudah tidak Anda pakai. Selain membantu mengurangi isi kamar dan lemari, Anda juga bisa mendapatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu, kan?
4. Menjaga Jalinan Komunikasi dan Perluas Jaringan
Meski Anda berniat resign, upayakan agar jalinan komunikasi dengan atasan dan rekan-rekan kerja di kantor tak terganggu. Atau Anda juga dapat menghubungi beberapa teman lama.
Anda perlu untuk tetap berkomunikasi secara intensif dengan orang-orang di sekitar Anda, karena Anda tak pernah mengetahui dari mana peluang bisnis atau kesempatan lainnya akan datang. Siapa tahu Anda bisa memperoleh kesempatan kerja atau bisnis menjanjikan dari orang-orang yang Anda kenal. Kuncinya, jangan pernah malas untuk bertanya.
Advertisement
5. Buat Fokus Baru
Sebelum Anda resign, Anda perlu memantapkan perihal apa fokus Anda pasca resign nanti. Apakah Anda ingin istirahat dulu sebelum masuk lagi ke dunia kerja? Atau, Anda ingin merintis usaha, dan sebagainya? Dengan berbekal rencana fokus-fokus baru, Anda bisa tetap produktif walau sudah tidak bekerja kantoran.
6. Praktikkan Gaya Hidup Pasca Resign
Sebelum Anda benar-benar resign, cobalah untuk menjalankan alokasi anggaran, seperti kelak saat sudah tidak memiliki penghasilan dari kantor. Misalnya, saat ini penghasilan keluarga adalah Rp 20 juta, di mana Anda menghasilkan Rp 10 juta dan pasangan Anda senilai sama.
Mulailah mempraktikkan pengaturan keuangan keluarga dengan skenario satu sumber penghasilan saja. Dengan demikian, Anda tidak kaget secara finansial saat waktu resign benar-benar datang.
7. Memiliki Investasi
Selain memiliki dana darurat, bagi Anda yang ingin resign bisa juga memiliki investasi sebelumnya. Dengan adanya investasi, dapat membantu kondisi finansial Anda tetap stabil.
Keputusan resign tak akan mengganggu kondisi finansial Anda. Karena Anda bisa memanfaatkan keuntungan investasi untuk memenuhi kebutuhan rutin pasca resign.
8. Memperkaya Diri dengan Keahlian Baru
Sebelum resign, mantapkan diri Anda agar tidak malas memperkaya diri dengan keahlian baru. Pelajari berbagai hal baru yang sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga kualitas diri Anda tak kalah dengan orang lain.
Advertisement
9. Nikmati Keputusan Anda
Banyak orang mengakui, bukanlah hal mudah beradaptasi dari semula produktif secara finansial dengan mendapatkan pendapatan rutin, kemudian beralih menjadi seorang pengusaha pemula berpenghasilan tak tentu atau mengurus rumah tanpa penghasilan.
Agar adaptasi tidak berat, Anda perlu selalu ingat alasan terbesar di balik keputusan Anda resign dan cobalah menikmati keputusan tersebut dengan ikhlas.
Yuk tetap semangat dan jadikan keputusan resign Anda sebagai titik baru bagi karier dan kehidupan Anda yang lebih baik!