Sukses

Kebutuhan Dolar AS Meningkat, Rupiah Kembali Tertekan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di kisaran 13.960-13.975 pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada perdagangan Kamis pekan ini. Kebutuhan dolar AS tinggi untuk impor dan pembayaran dividen dinilai menekan laju rupiah.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Kamis (3/5/2018), rupiah di posisi 13.965 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah melemah 29 poin dari posisi Rabu 2 Mei 2018 di posisi 13.936 per dolar Amerika Srikat.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah merosot tujuh poin ke posisi 13.955 pada Kamis pagi dari penutupan perdagangan sebelumnya 13.948. Rupiah bergerak di kisaran 13.960-13.975 sepanjang Kamis ini.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, tekanan rupiah masih wajar. Dari eksternal, terdapat sentimen positif . Salah satu, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan 1,5 persen-1,75 persen pada pertemuan Mei 2018.

David menilai, pernyataan the Federal Reserve pun tidak banyak berubah. Diperkirakan suku bunga the Federal Reserve naik dua hingga tiga kalilagi pada 2018. Selain itu, mata uang global juga cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

David mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah lebih didorong dari maraknya permintaan dolar AS. Apalagi menjelang ramadan,perusahaan tampaknya gencar impor dan Pertamina impor minyak. Sedangkan pembayaran dividen mulai mereda.

"Ini riil demand. Supply and demand seimbang. Ini masih wajar (pelemahan rupiah-red). Sentimen global juga positif.The Federal Reserve tidak banyak ada perubahan pernyataan. Kemungkinan suku bunga the Federal Reserve naik tiga kali lagi," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

David memperkirakan, rupiah masih bergerak di kisaran 13.920-13.980 per dolar AS pada Kamis pekan ini.

 

2 dari 2 halaman

IHSG Turun 2,33 Persen pada Sesi I

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini.Pergerakan IHSG ikuti bursa saham global merosot.

Pada penutupan sesi pertama, Kamis (3/5/2018), IHSG merosot 139,87 poin atau 2,33 persen ke posisi 5.872,36. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,84 persen ke posisi 936,93. Seluruh indeks saham acuan merosot.Sebanyak 321 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. 51 saham menguat dan 77 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 229.215 kali dengan volume perdagangan 4,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 325,13 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.968.

10 sektor saham tersungkur. Sektor saham tambang turun 3,73 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi melemah 2,7 persen dan sektor saham konstruksi susut 2,48 persen.Saham-saham yang menguat di tengah IHSG melemah antara lain saham DFAM naik 24,54 persen ke posisi Rp 406 per saham, saham CTTH menanjak 9,82 persen ke posisi Rp 123 per saham, dan saham CAMP menguat 4,42 persen ke posisi Rp 378 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham HELI turun 16,93 persen ke posisi Rp 157 per saham, saham ADRO merosot 9,86 persen ke posisi Rp 1.600 per saham, dan saham TAXI menurun 9,76 persen ke posisi Rp 111 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Thailand naik tipis 0,01 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menyusut 1,61 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,50 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,25 persen, indeks saham Singapura susut 1,5 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,68 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Â