Sukses

PLTU Cirebon Unit II Ditargetkan Beroperasi April 2022

PLTU Cirebon Unit II Expansion berkapasitas 1.000 MW ditargetkan beroperasi pada April ‎2022.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Cirebon Unit II Expansion berkapasitas 1.000 Mega Watt (MW) ditargetkan beroperasi pada April ‎2022. Saat ini, proses pembangunannya sudah mencapai 12,7 persen.

Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasaran, Heru Dewanto mengatakan, saat ini pembangunan‎ PLTU Cirebon Unit II Expansion sudah masuk dalam tahap konstruksi, berupa pemadatan lahan untuk bangunan pembangkit. Proses tersebut diperkirakan memakan waktu satu tahun.

"Proses pembangunan sudah masuk konstruksi, sebesar 12,7 persen," kata Heru di Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Menurut Heru, pengerjaan pembangunan PLTU Cirebon Unit II memakan waktu 51 bulan dari penyelesaian keuangan pada November 2017, dengan begitu diperkirakan dapat beroperasi komersial pada April 2022.

"Mudah-mudahan masa konstruksi bisa lancar dan selesai tepat waktu dengan kualitas yang diharapkan," ujarnya.

Heru mengungkapkan, target pengerjaan pembangkit mengalami perubahan dari yang awal ditargetkan pada 2021. Hal ini diakibatkan adanya gugatan huku‎m pada Desember 2017 terkait izin lingkungan. Namun permasalahan tersebut telah selesai, dengan ditolaknya gugatan tersebut oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada 2 Mei 2018.

"Akhirnya, majelis hakim PTUN Bandung menyatakan menolak gugatan Walhi dan mempertahankan izin lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut," ‎tutur Heru.

Heru mengungkapkan, PLTU Cirebon Unit II Expansion ‎menggunakan teknologi ultra supercritical, yang mampu menekan konsumsi batu bara hingga 3 persen. Dengan kapasitas 1.000 Mega Watt (MW) mengonsumsi 3,2 juta ton per tahun dengan kalori 4.500 kkal per kilo gram (kg).

"Jadi teknologi ini bertumpu pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi dan ini bisa meningkatkan efisiensi pembangkit listrik. Dengan efisiensi ini, artinya untuk menghasilkan energi yang sama dibutuhkan lebih sedikit bahan bakar lebih sedikit batu bara," tandasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

33 Ribu KK di Tasikmalaya Nikmati Listrik dari Pembangkit Panas Bumi

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha Unit I dengan kapasitas 30 Mega Watt (MW). Pembangkit tersebut akan menerangi 33 ribu rumah di Tasikmalaya dan sekitarnya.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy‎ Tafif Azimudin mengatakan, PLTP Karaha Unit I merupakan bagian dari program 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah, guna meningkatkan kehandalan sistem transmisi Jawa-Bali dengan tambahan pasokan listrik sebesar 227 gigawatt hour (GWh) per tahun.

"Pembangunan proyek PLTP Karaha ini juga memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat di sekitar proyek yang direalisasikan dalam program Community Development," kata Tafif, di Jakarta, Senin (30/4/2018).‎

Total investasi PLTP Karaha Unit I mendekati US$200 juta, meliputi pemboran, pemipaan, pembangunan power plant dan jalur transmisi hingga tercapainya tanggal operasi komersial.

Selama masa proyek pembangunan PLTP ini, PGE melakukan pengeboran sebanyak 10 sumur, termasuk sumur injeksi dan sumur monitor.

"Dalam pembangunannya, PLTP Karaha Unit I merupakan proyek terlengkap. Dimana PGE mngerjakan sendiri mulai dari sub-surface, eksplorasi, pemipaan, powerplant hingga tower transmisi listrik sepanjang 25 KM," paparnya.

PLTP Karaha berkontribusi besar pada Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), melalui penyetoran Bonus Produksi secara langsung ke Kas Umum Daerah.

Dalam pengembangannya, PLTP Karaha juga memanfaatkan energi bersih dan ramah lingkungan. Pemanfaatannya akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 202 ribu ton CO2 per tahun.

Dengan beroperasinya PLTP Karaha milik PGE tersebut maka total kapasitas terpasang PGE adalah 617 MW, terdiri dari Kamojang - Jawa Barat 235 MW, Lahendong - Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu - Lampung 220 MW, Sibayak - Sumatera Utara 12 MW dan Karaha - Jawa Barat 30 MW.

"Pada‎ 2017 PGE Area Karaha, telah merealisasikan biaya Community Development sebesar Rp 830 juta untuk kegiatan pendidikan, sosial, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Sebagai wujud pemberdayaan ekonomi masyarakat," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.